Dark/Light Mode

Tekan Impor, Pertamina Gandeng ITB dan Pupuk Kujang Kembangkan Pabrik Katalis

Jumat, 13 Desember 2019 15:24 WIB
Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina Heru Setiawan (kedua kanan), Direktur Teknik dan Pengembangan PT Pupuk Kujang Hanggara Patrianta (kiri), serta Wakil Rektor ITB Bidang Keuangan, Perencanaan dan Pengembangan ITB Wawan Gunawan A Kadir (kanan), usai penandatanganan Joint Venture Framework Agreement untuk pengembangan pabrik katalis di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (10/12). (Foto: Humas Pertamina)
Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina Heru Setiawan (kedua kanan), Direktur Teknik dan Pengembangan PT Pupuk Kujang Hanggara Patrianta (kiri), serta Wakil Rektor ITB Bidang Keuangan, Perencanaan dan Pengembangan ITB Wawan Gunawan A Kadir (kanan), usai penandatanganan Joint Venture Framework Agreement untuk pengembangan pabrik katalis di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (10/12). (Foto: Humas Pertamina)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Pertamina (Persero) melakukan Joint Venture Framework Agreement dengan PT Pupuk Kujang dan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk pengembangan pabrik katalis. 

Kerja sama ini diharapkan mampu menekan angka impor katalis ke Indonesia. Mengingat impor katalis untuk industri dalam negeri, menyentuh angka 500 juta dolar AS per tahun.

Penandatanganan kerja sama pengembangan pabrik katalis tersebut dilakukan oleh Direktur Perencanaan Investasi dan Manajemen Risiko Pertamina Heru Setiawan, Direktur Teknik dan Pengembangan PT Pupuk Kujang Hanggara Patrianta, serta Wakil Rektor ITB Bidang Keuangan, Perencanaan dan Pengembangan ITB Wawan Gunawan A Kadir.

Baca juga : Ini Tantangan dan Peluang Parekraf di Era Digital

Penandatanganan yang dilakukan di Kantor Pusat Pertamina, Jakarta, Selasa (10/12) ini juga disaksikan oleh Direktur Pengolahan Pertamina Budi Santoso Syarif, Direktur Pemasaran Korporat Pertamina Basuki Trikora Putra dan Rektor ITB Kadarsah Suryadi.

"Katalis menjadi sebuah inovasi yang sangat bermanfaat bagi industri migas Indonesia. Mengingat saat ini kebutuhan katalis harus diimpor, hingga mencapai 500 juta dolar AS per tahun. Oleh karena itu, Pertamina sangat mendukung pengembangan pabrik katalis dalam skala industri. Pabrik tersebut diharapkan dapat menekan impor katalis tersebut," jelas Heru.

Katalis merupakan suatu zat untuk mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, yang digunakan dalam proses pengolahan produk migas.

Baca juga : Gelar Forum Bisnis, Indonesia dan Tiongkok Kembangkan Kerjasama

Dengan memiliki pabrik katalis sendiri, Indonesia bisa mandiri dalam bidang teknologi proses dan menciptakan ketahanan energi. Salah satunya, melalui pengembangan energi terbarukan melalui minyak kelapa sawit.

Heru mengatakan, saat ini Pertamina bersama Institut Teknologi Bandung telah mengembangkan katalis HS dengan kualitas yang sangat baik.

"Kilang kan mempunyai risiko yang sangat tinggi dan kompleks. Oleh karena itu, kita harus mengembangkan katalis dengan kualitas tinggi, agar tidak mengganggu proses kerja kilang tersebut. Katalis HS mempunyai kualitas tersebut," terangnya.

Baca juga : SK Sudah Terbit, Plt Dirut Garuda Fuad Rizal Rangkap Jabatan

Dukungan pengembangan pabrik katalis ini juga melibatkan PT Pupuk Kujang. Terkait hal ini, Direktur Teknik dan Pengembangan PT Pupuk Kujang Hanggara Patrianta mengatakan, pihaknya akan menyediakan lahan untuk rencana pengembangan pabrik katalis tersebut.

"Kami menyediakan lahan sebesar 2 hektar dan beberapa infrastruktur, yang dapat digunakan untuk proses tahap awal pengembangan pabrik katalis tersebut," kata Hanggara. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.