Dark/Light Mode

Berdampak Negatif, Gapensi Tolak Keras Kenaikan PPN 12 Persen

Senin, 25 November 2024 17:37 WIB
Laode Safiul Akbar (kiri depan) saat berfoto bersama Presiden Jokowi. [Foto: Dok]
Laode Safiul Akbar (kiri depan) saat berfoto bersama Presiden Jokowi. [Foto: Dok]

RM.id  Rakyat Merdeka - Gabungan Pelaksana Konstruksi Nasional Indonesia (GAPENSI) menolak rencana Pemerintah menaikkan PPN (Pajak Pertambahan Nilai) menjadi sebesar 12 persen di tahun depan. Jika kebijakan tersebut tetap dipaksakan diterapkan, bakal memicu berbagai dampak negatif

Penolakan tersebut juga, dinilai berdampak langsung pada harga material dan jasa konstruksi, yang akhirnya, akan membebani kontraktor dan masyarakat pengguna infrastruktur.

Baca juga : NasDem DKI Tolak Keras Usulan Penarikan Retribusi Kantin Sekolah

Gapensi menolak keras rencana ini. Mayoritas anggota Gapensi adalah UMKM konstruksi yang bekerja pada margin tipis, sehingga kebijakan ini berpotensi melemahkan daya saing mereka,” kata Sekjen Gapensi, La Ode Safiul Akbar, Senin (25/11/2024).

Dia menegaskan, dengan dinaikkannya PPN dari 11 persen menjadi 12 persen, dipastikan dapat memperlambat eksekusi proyek yang sudah direncanakan, terutama proyek-proyek Pemerintah.

Baca juga : Bawaslu Ngarep Duit Kehormatan Panwascam Naik 50-100 Persen

Lebih lanjut La Ode menyampaikan, jika Pemerintah tetap memaksakan penerapan regulasi yang mendapat banyak penolakan dari berbagai elemen masyarakat ini, maka akan menimbulkan efek berganda, di antaranya, kenaikan harga material dan jasa konstruksi, akibat PPN dapat membuat anggaran proyek meningkat signifikan.

Akibat selanjutnya, ujar La Ode, Pemerintah dan sektor swasta mungkin mengurangi jumlah proyek akibat keterbatasan dana, yang berimbas pada penurunan lapangan kerja. Dengan demikian, infrastruktur seperti properti residensial akan semakin mahal, sehingga mempersempit akses masyarakat terhadap hunian.

Baca juga : Mengindonesiakan Umat Beragama

“Sektor konstruksi memiliki efek multiplier yang besar. Jika sektor ini melemah, rantai pasokan material, tenaga kerja, dan jasa lainnya juga terdampak,” katanya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.