Dark/Light Mode

100 Persen Masih Impor

RI Kok Belum Bisa Produksi Rel Kereta

Jumat, 20 Desember 2019 06:46 WIB
Indonesia berupaya menekan impor baja dari berbagai negara  yang saat ini masih tinggi.
Indonesia berupaya menekan impor baja dari berbagai negara yang saat ini masih tinggi.

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Jenderal Industri Logam Mesin Alat Transportasi dan Elektronika Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Hardjanto mengatakan, rel kereta yang digunakan di Indonesia, 100 persen masih diimpor dari berbagai negara. 

Sekarang ini belum ada industri dalam negeri yang mampu memproduksi komponen infrastruktur berbahan baku besi baja tersebut. 

“Kalau kereta api, gerbongnya memang bisa kita buat sendiri, tapi relnya apa bisa kita buat? Tidak ada pabriknya di sini,” katanya di Jakarta kemarin. 

Baca juga : Bangladesh Tertarik Impor Semen Beku Produk Peternak Indonesia

Hardjanto menjelaskan, beberapa komponen kereta api yang sudah dapat diproduksi di dalam negeri. Di antaranya, adalah bogie atau sistem kesatuan roda pada kereta api hingga sistem pengkabelan (wiring). 

Dengan kemampuan produksi komponen kereta tersebut, membuat Indonesia ke banjiran order komponen kereta dari sejumlah negara. Salah satunya, datang dari Madagaskar, yang telah menyampaikan minatnya untuk memesan kereta ke Indonesia. 

“Ada orang minta untuk dibangunkan sistem kereta api di Madagaskar. Contoh ini ada proyek yang di tawarkan. Tapi begitu pengusaha bertanya ke saya ‘pak relnya gimana?’ relnya tidak bisa,” ungkapnya. 

Baca juga : Sumur Kedung Keris Produksi 5 Ribu Barel

Untuk itu, Kemenperin mengembangkan jaringan bernama Sistem Baja Nasional (Sibana) untuk mengakomodir berbagai dinformasi berbagai jenis baja yang sudah dapat diproduksi di dalam negeri dan yang belum tersedia, termasuk baja yang digunakan untuk rel kereta. 

“Dengan data ini nanti bisa dilihat baja yang memang sudah bisa diproduksi di dalam negeri dengan yang belum. Sehingga, mampu mengundang investor untuk masuk,” ujarnya. 

Untuk diketahui, Indonesia telah mengekspor rangkaian kereta. PT Industri Nasional Kereta Api (INKA), memulai ekspor kereta (rangkaian/gerbong penumpang) ke Bangladesh, pada awal 2019. 

Baca juga : Mahfud dan Tito Kompak, Izin FPI Belum Bisa Diperpanjang

Sebanyak 250 kereta akan dikirim secara bertahap dengan nilai kontrak 100,8 juta dolar AS atau sekitar Rp 1,4 triliun. Dengan begitu, Indonesia masuk ke dalam salah satu negara eksportir kereta terbesar di dunia. [KPJ]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.