Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Curah Hujan Tinggi, Kementan Minta Petani Terapkan Jurus Ini
Sabtu, 22 Februari 2020 18:10 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Kondisi iklim yang tidak bersahabat akhir-akhir ini menyebabkan beberapa petani cabe mengalami gagal panen. Mengantisipasi hal tersebut, Kementerian Pertanian (Kementan) memberikan sejumlah tips kepada para petani.
Dirjen Hortikultura Kementan, Prihasto Setyanto, menjelaskan, pihaknya telah membuat SOP Budidaya berbagai komoditas hortikultura termasuk cabe. Dalam SOP tersebut dijelaskan proses budidaya yang sesuai standar.
"Buku tersebut dicetak dan dibagikan kepada petugas dinas dan petani. Harapannya bisa menjadi pedoman bagi petani untuk melaksanakan budidaya yang sesuai standar," ujar Prihasto dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (22/2).
Baca juga : DPR Dukung Kementan Kembangkan AWR, Gratieks, hingga PMS
Selain itu, di Ditjen Hortikultura ada Direktorat Perlindungan Hortikultura yang mempunyai sejumlah tugas terkait. Antara lain penanganan masalah serangan organisme pengganggu tumbuhan (OPT) dan Dampak Perubahan Iklim (DPI).
"Melalui kegiatan-kegiatan Pengendalian Hama Terpadu, Direktorat Perlindungan Hortikultura selalu mensosialisasikan ke petani untuk melakukan tindakan yang sifatnya mecegah dan menekan perkembangan penyakit," sambung pria yang akrab disapa Anton ini.
Senada, Plt Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Sukarman menyampaikan bahwa untuk mencegah terjadinya serangan antrakhnose di musim hujan, Direktorat Jenderal Hortikultura memiliki beberapa rekomendasi yang mudah diterapkan.
Baca juga : Gegara Virus Corona, Presiden Minta Insentif Pariwisata Segera Disiapkan
Misalnya dengan mengurangi genangan melalui pembuatan saluran irigasi sedalam 40 cm, melebarkan jarak tanam 60-70 cm. Kemudian mengaplikasikan PGPR dengan konsentrasi 20 cc per liter air menggunakan pupuk kompos yang dicampur dengan agens antagonis Thrichoderma sp atau Giocladium Sp.
"Untuk mengendalikan cendawan patogen, hindari penggunaan pupuk nitrogen dosis tinggi karena menyebakan tanaman rentan patogen. Pasang likat kuning sebanyak 40 lembar per hektar sebagai antisipasi dan monitoring serangan lalat buah," beber dia.
Petani, lanjut Sukarman, juga harus mejaga sanitasi lahannya dan membersihkan tanamannya. Apabila ada tanaman yang sudah terlanjur terkena serangan harus dicabut dan dibakar supaya tidak menular. "Tahun ini, Kementan juga mendorong petani untuk melakukan budidala yang modern. salah satunya menerapkan teknologi penggunaan sungkup (rain shelter) untuk budidaya cabai di musim hujan," ungkap dia.
Baca juga : Ombudsman Minta Pemerintah Berikan Kepastian Perpres Harga Gas Industri
Rain shelter dapat melindungi tanaman dari air hujan secara langsung, sehingga produksi tetap terjaga karena bunga tidak mengalami rontok dan mengurangi kelembaban. "Apabila terkendala masalah permodalan, Kementan meyediakan dana KUR yang bisa diakses petani dengan bunga 6 persen per tahun tanpa agunan untuk kredit hingga 50 juta rupiah," tandas Karman. [KAL]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya