Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Journalist Masterclass, Program Literasi Keuangan Prudential
Selasa, 25 Februari 2020 01:28 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - PT Prudential Life Assurance (Prudential Indonesia) kembali mengadakan rangkaian kegiatan pelatihan literasi keuangan. Yang berbeda kali ini diadakan khusus untuk jurnalis dari media nasional. Program digelar dalam rangka memberikan informasi terkait situasi perekonomian Indonesia terkini, proyeksi di masa mendatang, serta bagaimana negara mampu mempertahankan posisinya di tengah kondisi ketidakpastian perekonomian dunia.
Chief Customer & Marketing Officer Prudential Indonesia Luskito Hambali menjelaskan, program Prudential Indonesia Journalist Masterclass 2020 merupakan salah satu upaya pihaknya dalam mendukung kerja jurnalistik. "Di antaranya, dengan memberikan informasi mengenai outlook ekonomi makro Indonesia, serta berbagi sudut pandang bagaimana para pelaku industri memahami laporan keuangan perusahaan asuransi," kata Luskito.
Baca juga : Program Transmigrasi Wujudkan Indonesia Sentris
"Program ini tentu saja untuk mendukung program pemerintah dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia, yang memang sejalan dengan semangat ‘We Do Good’ kami," lanjutnya. Dalam kampanye literasi keuangan, Prudential memiliki serangkaian program edukasi yang menyasar segmen perempuan, anak-anak, maupun media atau jurnalis.
Di kesempatan yang sama, Prudential menghadirkan dua pembicara untuk mendukung kegiatan. Yakni, Chief Strategy Officer Prudential Indonesia Paul Setio Kartono dan Ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal Hastiadi.
Baca juga : Kemenpora Akan Terus Bersinergi Dengan Pramuka
Menurut Fithra, Meski di tahun ini pertumbuhan industri asuransi agak melambat, tapi asuransi jiwa secara industri aman dan secara portofolio juga masih baik. "Artinya, asuransi umum akan tumbuh 5 persen hingga 6 persen, sedangkan asuransi jiwa 3 persen hingga 4 persen. Dengan demikian, secara total industri hanya akan tumbuh 5 persen," urai Fithra.
Pandangan menarik lainnya diutarakan Fithra yakni mengenai perekonomian China bisa terkontraksi hingga satu persen akibat wabah corona. Namun, dampaknya bagi perekonomian Indonesia hanya 0,09 persen. "Dampaknya tidak terlalu terasa di Indonesia, berbeda dengan Vietnam, Thailand, atau Singapura yang menjadi hubungan utama perdagangan China," ujarnya.
Baca juga : Akselerasi Literasi Keuangan, BRI Bidik 500.000 Agen BRILink
Kemungkinan turunnya perekonomian China pun hanya sebesar 20 persen, sehingga pengaruhnya terhadap perekonomian Indonesia lebih kecil lagi. Fithra menyebut, hal ini disebabkan oleh masih terfokusnya kegiatan perekonomian domestik. [MER]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya