Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Dirjen Perumahan Diminta Kerja Lebih Keras dan Kreatif

Kamis, 9 April 2020 08:18 WIB
Program sejuta rumah tersendat wabah corona.
Program sejuta rumah tersendat wabah corona.

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Jenderal Perumahan yang dipimpin Khalawi Abdul Hamid harus kerja keras, dan melakukan terobosan baru, agar target sejuta rumah yang digagas Presiden Jokowi bisa tercapai. 

Kinerja perumahan jangan sampai monoton di tengah pandemi corona. 

Hingga triwulan I-2020, atau per 16 Maret, baru 115.590 unit, dari target yang ditetapkan tahun ini sebanyak 1,25 juta unit. 

CEO Indonesia Property Watch (IPW), Ali Tranghanda menyebut, dalam kondisi ekonomi global dan wabah virus corona, target tersebut sulit terealisasi. 

Baca juga : Ini Ungkapan Cinta Mutia Ayu Kepada Glenn

“Sangat sulit terealisasi, bisa jadi hanya 50-60 persen unit yang terbangun saat ini. Kalaupun terbangun, akses MBR bisa akad kredit juga terbatas sehingga penjualan rumah subsidi bagi MBR sudah pasti akan terkoreksi,” kata Ali kepada Rakyat Merdeka. 

Menurutnya, dalam kondisi saat ini, Kementerian Perumahan harus bekerja inovatif, dengan melakukan terobosan baru. Jangan bekerja menoton. 

Ali menjelaskan, berdasarkan survei yang dilakukan oleh IPW, secara umum pasar perumahan sekunder telah menunjukkan pertumbuhan tipis pada awal tahun ini. 

Hanya saja, lanjutnya, perlambatan itu diperparah pada saat memasuki akhir triwulan pertama 2020 ketika aktivitas pasar properti relatif menurun cukup signifikan akibat virus corona. 

Baca juga : Gairahkan Ekonomi, Indonesia Ekspor Baja ke Amerika Serikat

Ditambah Ali, kemampuan masyarakat, khususnya kelas menengah dan bawah turun drastis akibat dihentikan kegiatan ekonomi di kota besar, seperti DKI Jakarta akibat wabah virus corona. 

“Masyarakat lebih fokus untuk mencukupi kebutuhan hidup dibanding membeli rumah. Apalagi ada yang pendapatannya dikurangi hingga Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), akibat finansial perusahaan terdampak wabah corona,” ujarnya. 

Ali juga menyebut, tidak hanya konsumen. Pelaku industri properti juga sedang kembang kempis akibat pelemahan ekonomi akibat corona. 

Daya tahan arus kas pengembang kelas menengah paling lama 3 bulan. Bisa juga ada yang hanya sebulan. 

Baca juga : Dampak Corona Lebih Ganas Dari Krisis 2008

“Ini harus diantisipasi dengan strategi bertahan sebagai salah satu cara agar industri ini tidak kolaps. Kondisi ini tentu mempengaruhi kesiapan program sejuta rumah,” tegas Ali. 

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Khalawi Abdul Hamid menyebut, proyek perumahan tentu terkendala juga dengan pandemi corona. 

“Saat ini, kami sedang menganalisis dan mencari solusi untuk proyek yang telah kontrak, sedangkan yang dalam proses lelang lanjut, sementara proyek yang belum lelang kemungkinan di-drop anggaranya untuk penanganan corona,” kata Khalawi. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.