Dark/Light Mode

Dapat Keringanan Mencicil Kredit

Debitor Mikro BRI Tetap Bisa Jualan Bolu

Rabu, 15 April 2020 16:37 WIB
Dapat Keringanan Mencicil Kredit Debitor Mikro BRI Tetap Bisa Jualan Bolu

RM.id  Rakyat Merdeka - Kebijakan relaksasi kredit pemerintah kepada para pelaku UMKM diyakini membantu keberlanjutan usaha menghadapi kondisi di tengah pandemi Covid-19.

Khairiri (46 tahun) misalnya, debitor kredit mikro BRI ini merupakan pedagang kue bolu susu khas Bandung di bilangan Duren Tiga, Jakarta Selatan.

Khairiri yang berasal dari Demak, Jawa Tengah ini menjadi salah satu dari ratusan ribu debitor UMKM BRI yang mendapatkan relaksasi pinjaman dari perseroan.

Diakuinya, sejak adanya penyebaran virus corona di Ibu Kota Jakarta, usaha dagangan kue Bolu Susu Lembang terus mengalami penurunan.

Sebelum pandemi Covid-19 merebak, biasanya ia mengantongi pendapatan sebesar Rp 8 juta per bulan. Saat ini, pendapatannya menurun sebesar 70 persen karena pelanggan menjadi berkurang imbas dari sepinya aktivitas masyarakat.

“Pelanggan berkurang, jalanan juga sepi apalagi orang tidak ada yang lewat. Namun saya juga melayani pembelian melalui online jadi ada lah yang beli lewat online, meski tidak seramai hari-hari biasanya,” katanya Jakarta, Rabu (15/4/2020).

Baca juga : Gapero: Dampak Kenaikan Cukai Rokok Terasa Bulan ini

Pendapatan usaha yang merosot tersebut membuat Khairiri kelimpungan memenuhi kebutuhan keluarganya. Bapak dari empat orang anak ini bahkan khawatir usahanya semakin berat, bahkan bisa tutup apabila situasi pandemi Covid-19 ini berlangsung lama.

Kondisi penjualan yang terus menurun membuat Khairiri terpaksa memutar otak, dan mengurangi belanja kue bolu susu yang biasanya dibeli dari agen di Lembang, Bandung. 

Ia menuturkan, dalam sekali belanja kue biasanya ia membeli sekitar 50-60 boks, dan dagangan tersebut habis terjual dalam dua hari. Semenjak Covid-19 menyebar di Tanah Air, dia hanya dapat membeli sekitar 27 boks saja dan baru habis terjual dalam 3 hari. Namun ia selalu meyakini bahwa di balik kesusahan pasti ada jalan.

Hal ini terbukti saat dirinya sedang menonton sebuah tayangan di televisi, yang memberitakan bahwa pemerintah memberikan relaksasi selama satu tahun bagi pelaku UMKM yang usahanya terkena dampak pandemi virus Covid-19.

"Program keringanan saya melihatnya dari TV, saat Presiden Jokowi bilang kalau yang punya angsuran kredit itu dikasih keringanan. Akhirnya saya dihubungi pihak BRI dan dibilang angsuran saya belum masuk. Saya sampaikan mungkin telat angsuran Maret ini karena jualan sepi banget,” ceritanya.

Ia kemudian berkonsultasi dengan Relationship Manager (RM) BRI untuk melakukan pengajuan keringanan kredit. Khairiri pun melengkapi berkas pengajuan untuk mendapatkan relaksasi tersebut.

Baca juga : Menteri PPN Pede DPR Periode 2024 Bisa Dilantik Di Kaltim

Menurutnya, prosedur relaksasi yang dilakukan sangat mudah dan ringan. “Kalau BRI alhamdullilah sudah menjadi langganan, pinjaman BRI sangat membantu tidak terlalu memberatkan,” tukas Khairiri yang telah menjadi nasabah BRI sejak tiga tahun lalu.

Ia mengakui, BRI sangat membantu pelaku usaha kecil seperti dirinya. Khairiri tercatat sebagai debitor mikro BRI. Berkat relaksasi yang digulirkan BRI, ia bersyukur Maret lalu pinjamannya direstrukturisasi, dengan keringanan selama enam bulan. 

Dia cukup hanya membayar bunga pinjaman saja, tanpa harus menyetor angsuran pokok. "BRI sangat membantu saya," katanya.

Sebagai informasi, BRI memiliki berbagai alternatif skema restrukturisasi, seperti penurunan tingkat suku bunga, perpanjangan jangka waktu kredit/penjadwalan kembali, perubahan skim kredit serta cara angsuran dan lain sebagainya, sesuai ketentuan restrukturisasi yang berlaku.

Selain debitor terdampak Covid-19, kriteria lain yang harus dipenuhi pelaku usaha yakni usahanya masih memiliki prospek yang baik.

Selain itu, secara personal yang bersangkutan memiliki itikad baik untuk kooperatif terhadap upaya restrukturisasi yang akan dijalankan. Meski kondisi usaha cukup menantang, Khairiri yakin bisa mempertahankan usahanya.

Baca juga : Koperasi Karyawan Petrokimia Gresik Jadi Distributor Utama Pupuk Phonska Plus

Dia juga bertekad melunasi kewajibannya, sehingga tidak memiliki beban utang di bank. Bahkan, apabila ada rejeki lebih Khairiri juga ingin mencicil pokok pinjaman.

“Sebenarnya dapat relaksasi ini sedih rasanya, karena saya ingin pinjaman cepat selesai. Walaupun keadaan begini, tapi nanti jika ada rezeki akan tetap saya bayar, biar tidak terlena,” jelasnya.

Hingga 31 Maret 2020, BRI mencatat ada sebanyak 134 ribu debitor terdampak Covid-19 yang telah mendapatkan relaksasi dari perseroan. Dari angka itu, sebanyak 80 persen di antaranya atau sekitar 110 ribu merupakan debitor dengan segmen mikro. 
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.