Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ekspor Hortikultura Laris Manis, Eksportir Serap Hasil Panen Petani

Minggu, 26 April 2020 13:29 WIB
Komoditi hortikultura yang sudah dimasukkan dalam box siap ekspor. (Foto: Dok. Kementan)
Komoditi hortikultura yang sudah dimasukkan dalam box siap ekspor. (Foto: Dok. Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Ketika banyak sektor terdampak Covid-19, komoditas hortikultura justru mendapat berkah. Kebutuhan buah-buahan dan sayur mayur para petani lokal meningkat drastis. Demikian juga dari sisi ekspor, kendati mengalami sedikit kendala dari sisi distribusi, permintaan komoditas hortikultura dari pasar internasional masih tinggi. 

“Ekspor tetap jalan. Kendala pasti ada terlebih di masa sekarang, sedang pandemi Covid-19. Tapi secara keseluruhan berjalan lancar,” ujar M. Riyansyah Putera dalam keterangan Kementerian Pertanian (Kementan), Minggu (26/4).

Melalui pameran di Kazakhstan, Dubai, dan Berlin yang difasilitasi Ditjen Hortikultura Kementerian Pertanian (Kementan), pemuda yang akrab disapa Rian ini berhasil mendapatkan kontrak bernilai jutaan dolar AS. 

Dia mengungkapkan masih tetap melakukan ekspor, antara lain ke Rusia, Jepang, dan Maladewa. Meskipun volume dan kuantitas berkurang dibandingkan kondisi normal, karena keterbatasan kargo. “Sabtu lalu (18/4) kami mengirim jeruk nipis (lime) sebanyak 10 ton ke Maladewa dan pada hari Senin (20/4) melakukan ekspor ke Jepang, yaitu 4 ton cabe frozen, 1 ton jengkol, 500 kilogram petai, dan 500 kilogram lengkuas,” jelas dia. 

Baca juga : Ekspor Hortikultura `Mewabah` di Tengah Pandemi Covid-19

Dia mengaku, sudah memegang kontrak ekspor untuk beberapa waktu ke depan dan ada juga yang masih tahap proses penyelesaian penawaran. “Misalnya saja hari ini, perusahaan akan melakukan ekspor 1 ton manggis ke Dubai,” tambah dia. 

Rian juga mengaku siap membantu Ditjen Hortikultura. Yakni agar eksportir membeli cabe di daerah sentra yang saat ini sedang panen raya. “Beberapa waktu ke depan kami akan membeli 7 ton cabe dari Brebes, Jawa Tengah, dan mengekspornya ke Jepang dalam bentuk beku,” ungkap Rian. 

Direktur Pengolahan Pemasaran Hasil Hortikultura, Ditjen Hortikultura, Yasid Taufik mengapresiasi yang dilakukan Rian. Eksportir-eksportir muda seperti Rian harus terus didorong untuk bersinergi dengan petani. “Ini sesuatu yang positif. Mereka bisa membantu penyerapan produksi hasil hortikultura Indonesia dengan harga yang baik, sehingga petani tetap bersemangat untuk menanam,” kata Yasid. 

Yasid berharap, para eksportir Indonesia dapat aktif menawarkan produk-produk hortikultura yang saat ini sedang panen ke para pembeli di luar negeri. “Sehingga produk yang dihasilkan petani dapat diserap dan harganya tetap baik,” tutup dia. 

Baca juga : Jamur Susu Harimau NTT Laris Manis di Pasar Global

Peluang Besar
Dirjen Hortikultura, Prihasto Setyanto, optimis komoditas buah dan sayur petani lokal terus meningkat. Dengan segala anugerah kekayaan alam Indonesia, sebuah keniscayaan produk hortikultura petani lokal terus berjaya. 

Optimisme Anton, sapaan akrab Prihasto, tak lepas dari tren produksi komoditas hortikultura yang terus naik. Pada tahun 2019 produksi sayur meningkat 3 persen dari 2018 dengan jumlah produksi sebesar 13.418.424 ton. “Produksi sayur didominasi bawang merah sebanyak 1.580.243 ton, kubis 1.407.903 ton, kentang 1.314.654 ton, dan cabai rawit 1.374.215 ton,” jelas Anton.  

Sedangkan produksi buah nasional 2019 mengalami kenaikan sebesar 5 persen dari 2018 dengan jumlah produksi sebesar 22.517.638 ton. “Produksi buah didominasi oleh pisang 7.280.659 ton, manga 2.808.936 ton, jeruk siem 2.444.516 ton, nanas 2.196.456 ton, dan durian 1.169.802 ton,” tambah dia. 

Di sisi lain rasio jumlah penduduk Indonesia, jika dibandingkan terhadap permintaan sayur dan buah masih relatif kecil. WHO merekomendasikan untuk mengkonsumsi sayur dan buah yang baik adalah 400 gram per kapita per hari. 

Baca juga : Dirjen Hortikultura Pastikan Relaksasi Impor Bawang Putih Sejalan dengan Kebijakan Kementan

“Namun konsumsi per kapita per hari untuk sayur-sayuran dan buah-buahan penduduk Indonesia baru 209,89 gram, terdiri dari 119,79 gram konsumsi sayur-sayuran dan 90,10 gram konsumsi buah-buahan. Bila dijadikan konsumsi per kapita per tahun, maka orang Indonesia baru makan sayuran sebanyak 43,12 kilogram per kapita per tahun. Sedangkan untuk buah baru sekitar 32,44 kilogram per kapita per tahun (BPS, Susenas Maret 2019). Ini tantangan sekaligus peluang,” pungkas Anton. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.