Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Menguat Lagi, Semoga Rupiah Makin Perkasa

Rabu, 29 April 2020 10:15 WIB
Menguat Lagi, Semoga Rupiah Makin Perkasa

RM.id  Rakyat Merdeka - Kabar gembira datang dari pembukaan rupiah pada Rabu (29/4) pagi ini. Nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,2 persen di angka Rp 15.350 per dolar Amerika Serikat (AS) dibanding penutupan kemarin.

Sepanjang hari ini, mata uang Garuda diharapkan terus bergerak menguat. Semoga bisa bertahan dan makin perkasa.

Baca juga : Menanti Keajaiban Ramadhan (3)

Kemarin, rupiah ditutup merosot tajam ke level Rp 15.445 per dolar AS, atau melemah sekitar 0,39 persen disbanding penutupan pada Senin (27/4). Sementara dari Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah justru ditutup menguat 103 poin atau 0,66 persen menjadi Rp 15.488 per dolar AS dari posisi sebelumnya.

Diakui Gubernur BI Perry Warjiyo, nilai tukar rupiah masih berada di level Rp 15.400 per dolar AS, dan belum terlihat ke arah Rp 15 ribu per dolar AS.

Baca juga : Menanti Keajaiban Ramadhan (2)

Menurutnya, naik turunnya nilai tukar rupiah dari hari ke hari disebabkan adanya faktor teknikal, berbagai perkembangan berita dalam dan luar negeri. Ia menjelaskan, ada beberapa faktor khusus yang terjadi kemarin, Selasa (28/4), di mana dari dalam negeri kebutuhan valas dari korporasi menjelang akhir bulan relatif tinggi. Sehingga ini menambah permintaan valas yang tinggi.

Selain itu, Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dilakukan di dalam negeri, sambung Perry membuat beberapa pandangan turunnya pertumbuhan ekonomi. Pihaknya pun tetap percaya diri, rupiah bisa berada di Rp 15 ribu per dolar AS, sesuai prediksi BI.

Baca juga : Menanti Keajaiban Ramadhan (1)

“Selain dari faktor teknikal tadi, dari sisi fundamental yang Rp 15.400 per dolar AS ini, rupiah masih undervalued. Karena defisit transaksi berjalan lebih rendah dari yang kita perkirakan 2,5-3 persen Product Domestic Bruto (PDB). Di triwulan I-2020 di bawah 1,5 persen dari PDB dan di akhir tahun bisa di bawah 2 persen PDB,” rincinya dalam video conference Perkembangan Ekonomi Terkini, Rabu (29/4).

Sehingga lanjut Perry, jika CAD lebih rendah maka kebutuhan devisa jauh lebih rendah dan ini mendukung penguatan nilai tukar ke arah fundamental. Selain itu faktor teknikal seperti premi risiko akan dorong lebih kuat dari Rp 15.400 per dolar AS. Perry mengatakan, ke depan arus aliran modal asing juga masih akan terus masuk pasar uang. Apalagi jika nanti Covid-19 telah mereda, sehingga masih akan terus menguat, kata Perry, ke arah Rp 15 ribu per dolar AS. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.