Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Jaga Stabilitas Sistem Keuangan dan Mitigasi Dampak Covid-19, BI Jalankan 6 Kebijakan Ini
Senin, 11 Mei 2020 12:35 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Sejak awal tahun 2020, terutama sejak merebaknya pandemi Covid-19, Bank Indonesia (BI) terus memperkuat seluruh instrumen bauran kebijakan yang dimiliki untuk melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah, mengendalikan inflasi, mendukung stabilitas sistem keuangan.
Pada saat yang sama, BI juga mencegah penurunan kegiatan ekonomi lebih lanjut, berkoordinasi erat dengan Pemerintah dan Komite Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK).
Bauran kebijakan BI yang telah diumumkan setelah Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada tanggal 19-20 Februari, 2 Maret, 18- 19 Maret, maupun 13-14 April 2020 itu, terdiri dari enam aspek penting.
Baca juga : Obesitas Tingkatkan Risiko Covid-19, Kok Bisa?
Pertama, penurunan suku bunga kebijakan moneter (BI7DRR) dua kali masing-masing sebesar 25 bps menjadi 4,5%. Penurunan suku bunga kebijakan ini konsisten dengan prakiraan inflasi yang rendah dan terkendali, pada kisaran sasaran 3+1%. Serta untuk mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Terkait hal ini, Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, pada RDG 13-14 April 2020, BI memutuskan untuk mempertahankan BI7DRR. Hal ini dilakukan untuk memprioritaskan kebijakan suku bunga, untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dalam jangka pendek.
"Meskipun kami melihat, ruang penurunan suku bunga ke depan - dalam hal ketidakpastian pasar keuangan sudah mulai stabil - masih terbuka," ujar Perry.
Baca juga : Hidupkan Aktivitas Bisnis Minggu Depan, Malaysia Bikin Iri
Kedua, BI terus melakukan stabilisasi dan penguatan Rupiah melalui peningkatan intensitas kebijakan intervensi baik di pasar spot, Domestic Non Deliverable Forward (DNDF), maupun pembelian SBN dari pasar sekunder.
Kebijakan ini didukung oleh cadangan devisa, yang lebih dari cukup. Bank Indonesia juga telah menjalin kerja sama bilateral swap dan repo line dengan sejumlah bank sentral negara lain, termasuk dengan bank sentral AS dan China.
"Alhamdulillah, dengan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar yang ditempuh tersebut, nilai tukar rupiah bergerak menguat. Dari yang semula hampir menyentuh Rp17.000 per dolar AS, kini menjadi di bawah Rp15.000 per dolar AS," papar Perry.
Baca juga : Peringatan KPK: Bansos Covid-19 Jangan Dimanfaatkan untuk Kepentingan Pilkada
"BI meyakini, tingkat nilai tukar rupiah saat ini secara fundamental masih undervalued. Insya Allah, ke depan, nilai tukar rupiah akan bergerak stabil dan cenderung menguat," imbuhnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya