Dark/Light Mode

Kinerja Sub Sektor Tanaman Pangan dan Perkebunan Anjlok

BPS: Sub Sektor Peternakan Jadi Pembeda Saat Lainnya Turun

Kamis, 4 Juni 2020 15:44 WIB
Peternakan sapi
Peternakan sapi

RM.id  Rakyat Merdeka - Kinerja sektor pertanian di tengah pandemi Covid-19 ini terbantu dengan makin membaiknya kinerja di sub sektor peternakan. Di saat sub sektor tanaman pangan dan perkebunan mengalami penurunan kinerja yang cukup signifikan, kinerja sub sektor peternakan hadir menjadi pembeda.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menjelaskan, Nilai Tukar Pertani (NTP) pada sub sektor peternakan mengalami kenaikan sebesar 0,27 persen atau 96,66 pada Mei 2020. Padahal sebelumnya, NTP sub sektor peternakan tercatat hanya 96,40. Selain sub sektor peternakan, kenaikan juga terjadi pada sub sektor perikanan yang naik sebesar 0,41 atau dari 98,70 menjadi 99,11.

“Dua sub sektor tersebut menjadi pembeda di mana beberapa sub sektor lainnya mengalami penurunan," kata Suhariyanto dalam siaran pers melalui website BPS, Selasa (2/6).

Baca juga : Jangan Sampai Birokrasi Jadi Penghambat Penanganan Corona

Sub sektor pertanian yang cukup mengalami penurunan signifikan, jelas Suhariyanto, adalah sub sektor tanaman pangan sebesar 0,54 persen dan sub sektor tanaman perkebunan rakyat sebesar 2,30 persen. Penurunan NTP ini dikarenakan adanya penurunan harga di beberapa komoditas.

“Misalnya pada sub sektor tanaman perkebunan rakyat, disebabkan karena harga karet dan minyak sawit merah atau Crude Palm Oil (CPO) juga mengalami penurunan," terangnya.

Adanya penurunan harga komoditas ini membuat NTP Nasional pada Mei 2020 turun 0,85 dibanding NTP bulan lalu. Secara keseluruhan, NTP di bulan ini berada di bawah 100.

Baca juga : Kabid Pengadaan dan Pengembangan BKD Pemkab Subang Jadi Tersangka Gratifikasi

“Karena adanya penurunan harga komoditas, NTP bulan ini di bawah 100," tandasnya.

Sebagai informasi, NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan atau daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi.

Membaiknya kinerja sub sektor peternakan ini tidak lepas dari kebijakan strategis yang dilakukan Direktorat Jenderal (Ditjen) Peternakan dan Kesehatan (PKH) Kementan untuk mendongkrak harga ayam hidup (livebird) dan telur yang mengalami penurunan akibat melimpahnya suplai di pasaran.

Baca juga : Manager Director PT Rohde & Schwarz Diperiksa Perdana Sebagai Tersangka

Dalam arahannya kepada Ditjen PKH Kementan, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menginstruksikan berbagai terobosan untuk intervensi harga di lapangan, yaitu pemantauan secara intensif ketersediaan dan penyerapan ayam hidup di tingkat peternak. 

Ini kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan kerja sama penyerapan ayam hidup dengan sejumlah pengusaha dan asosiasi peternakan sekaligus melakukan pengawalan langsung di lapangan terhadap usaha penyerapan tersebut. Hasilnya, NTP sub sektor peternakan berkontribusi besar pada kinerja pertanian di masa pandemi ini. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.