Dark/Light Mode

Dari Anggota DPR, Artis Sampai Tukang Las Protes

Tagihan Listrik Nyetrum Rakyat

Jumat, 12 Juni 2020 06:26 WIB
Ilustrasi meteran listrik. (Foto: Istimewa)
Ilustrasi meteran listrik. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Rakyat yang protes soal bengkaknya tagihan listrik semakin banyak. Korbannya juga beragam. mulai dari anggota DPR, artis, sampai tukang las. Mereka mengaku, tagihannya melonjak berkali-kali lipat. Di saat susah karena Covid-19, tagihan listrik yang membengkak benar-benar nyetrum rakyat.

Keluhan soal tagihan listrik yang naik gila-gilaan ini mulai muncul di medsos sejak awal Juni lalu. Awalnya, hanya satu dua pelanggan yang bersuara. Satu di antaranya adalah artis Raffi Ahmad yang mengeluh tagihan listriknya melonjak hingga Rp 17 juta per bulan.

Belakangan,bukan hanya Raffi yang tagihannya bengkak. Anggota DPR Fadli Zon mengalami hal serupa. “Memang banyak keluhan tagihan listrik melonjak. Sy jg mengalami yg sama. @pln_123 harus transparan atas keluhan2 di masyarakat. Knp tagihan listrik makin melonjak? ada privatisasi?” cuitnya di @fadlizon.

Keluhan-keluhan lain juga bertebaran. Perlahan, keluhan itu berubah jadi protes. Seperti akun@hendriktampu. Menurut dia, tagihan bulan Juni naik 500 persen. Padahal, alat listrik yang dipakai sama, begitu juga durasinya. “Kenapa naiknya jauh banget,” kicaunya, sambil memaki. Sebagai bukti, ia lalu mengunggah foto tagihan listrik miliknya.

Akun @dwisetiono0301ikutan protes. Dia menyebut, tagihan listrik rumah kosong bisa melonjak tak terkira. “Benar-benar mencekik banget PLN,” ujarnya. “Bikin nyetrum rakyat kalau begini,” ujar @saksono23.

Baca juga : Mantap! Hingga 8 Juni 2020, PLN Tuntaskan 92,6 Persen Aduan Tagihan Listrik

Ternyata tak cuma rakyat biasa yang protes.Teuku Adifitrian atau dr Tompi ikutan menjerit. Di akun twitter dengan 1,1 juta follower miliknya, pelantun “Sedari Dulu” ini meluapkan kekesalan. “Tagihan PLN Menggila!,” tulisnya dengan huruf besar. “Ini dari PLN kagak ada konfirmasi-konfirmasi main sikat aja,” tulis @dr_tompi. Tompi mengeluhkan tagihan listrik yang melonjak di sebuah kantor miliknya. Padahal, kantor tersebut tidak digunakan selama 3 bulan.

Dari semua keluhan, cerita paling “epic” soal lonjakan tagihan listrik itu dialami Teguh Wuryanto, seorang tukang las di Lawang, Kabupaten Malang. Pengalaman Teguh ini bikin heboh. Tagihan listrik yang biasanya tidak lebih dari Rp 2 juta naik menjadi Rp 20 juta di bulan Mei. Ia lantas menumpahkan keluh kesahnya di media sosial.

Unggahan Teguh itu pun viral di media sosial. Ia sudah mendatangi kantor PLN mengadukan keluhannya itu. tapi, tak ada ampun. PLN tetap menyalahkan Teguh. Tagihan harus tetap dibayar kalau tidak meterannya dicabut.

Banyaknya keluhan ini bikin PLN kerepotan. Beragam cara dilakukan untuk mengklarifikasi berbagai protes tadi. Pada intinya, PLN menyebut tak ada kenaikan tarif listrik. Kenaikan tagihan dikarenakan penggunaan listrik yang meningkat oleh pelanggan akibat work from home. Kalau ada yang merasa tagihannya melonjak, pelanggan diperbolehkan lapor ke kanal pengaduan yang disediakan.

Klarifikasi PLN itu disampaikan melalui berbagai kanal. Mulai dari siaran rilis, diskusi sampai melambungkan tagar #tagihanPLNOkSaja yang sempat jadi trending topic pada Rabu lalu.

Baca juga : Yang Mau Lapor Soal Tagihan Listrik, Silakan

Namun sayang, hal itu malah menyulut kemarahan warganet. Dengan cepat tagar tersebut tenggelam berganti tagar perlawanan seperti #tagihan PLNOkSajaNdasmu dan #PLNVangke. Vangke itu maksudnya bangke, makian yang kerap digunakan anak milenial.

Pakar medsos dari Drone Emprit, Ismail Fahmi, menyayangkan kemunculan tagar #tagihanPLNOkSaja. Menurut dia, tagar tersebut adalah contoh kampanye yang malah mendapat “backfire” atau serangan balik negatif yang lebih kuat. Apalagi tagar #tagihanPLNOkSaja dilambungkan akun-akun bodong. Akun-akun yang memiliki 1 follower, bahkan banyak yang tidak punya follower.

Kata Ismail, PLN seharusnya memainkan tagar yang lebih netral atau minta maaf untuk meredakan keluhan warganet. Contohnya #PenjelasantagihanPLN, #tentangtagihanPLN, atau #tagihanPLN101. Tagar ini tidak menyinggung emosi pelanggan yang tagihannya bengkak.

“Saya kira ini soal pemilihan tagar yang tidak tepat. Menurut saya, kalau memang ada yang tidak OK, ya jangan dibilang OK. soalnya malah kontra dengan mereka yang kasusnya tidak OK,” tutur Ismail.

Sampai kemarin, PLN tak lelah menjelaskan soal kenaikan tarif listrik. Namun, penjelasannya masih sama dengan sebelum-sebelumnya.

Baca juga : Angkasa Pura I Siap Terapkan Prosedur Pelayanan Situasi The New Normal

Direktur Niaga dan Manajemen Pelayanan Pelanggan PLN, Bob Sahril, mengungkap kenaikan listrik pelanggan yang tak wajar bukan karena adanya kenaikan tarif, tapi karena kebijakan di rumah saja selama pandemi Covid-19. “Bahkan ada beberapa pelanggan membawa alat kerja di rumah,” katanya, saat diskusi secara virtual “Gonjang Ganjing Tagihan listrik saat Pandemi” bersama YLKI di Jakarta, kemarin.

Dari sisi alat listrik, memang tidak ada penambahan, tapi dari sisi waktu pemakaian tentunya ada perbedaan. Soal kasus Teguh, Bob mengatakan, itu terjadi akibat adanya kerusakan alat milik pengusaha las tersebut. Alat yang dimaksud adalah kapasitor untuk mengompensasi penggunaan listrik dari alat las. Bob mengatakan, Teguh tidak menyadari adanya kerusakan itu. Akibatnya, tagihan listriknya melonjak. [BCG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.