Dark/Light Mode

Antrean Diakalin Penumpang, Kereta Di Stasiun Akhir Bakal Dikosongin

Selasa, 30 Juni 2020 13:49 WIB
KRL Commuterline. (Foto: ist)
KRL Commuterline. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Penumpang kereta rel listrik (KRL) semakin membludak. Kereta Commuter Indonesia (KCI) mencatat jumlah penumpang mencatatkan rekor tertinggi di masa pandemi Covid-19 yaitu 393.498 pengguna. Jumlah ini meningkat 10 persen dibanding pada Senin minggu lalu.

VP Corporate Communication PT KCI, Anne Purba mengatakan, untuk mengurai kepadatan, KCI bakal menerapkan kebijakan pengosongan gerbong kereta di stasiun akhir. Hal ini dilakukan untuk menertibkan penumpang yang tidak mau antre saat penerapan pembatasan penumpang di masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi.

"Banyak penumpang naik KRL ke arah yang sesungguhnya berlawanan dengan stasiun tujuannya mereka agar dapat naik kereta dengan cepat, tanpa harus mengikuti penyekatan dan antrean pengguna di stasiun,” katanya dalam keterangan resminya, Selasa (30/6).

Baca juga : Volume Penumpang Kareta Api Reguler Terus Meningkat

Anne mencontohkan kasus yang terjadi di KRL relasi Bogor-Jakarta Kota. Ada beberapa penumpang yang sengaja menunggu kereta di peron yang berlawanan dengan arah tujuannya untuk menghindari penyekatan petugas.

"Sebagai contoh, pada pagi hari sejumlah orang dengan tujuan akhir Stasiun Gondangdia naik dari Stasiun Cilebut. Namun, bukannya menunggu kereta di peron arah ke Jakarta Kota, mereka menunggu kereta di peron arah ke Bogor yang tidak ada penyekatan karena memang arah tersebut berlawanan dengan pola pergerakan mayoritas penumpang pada jam sibuk," ungkapnya.

Kemudian, kata Anne, penumpang menaiki kereta arah ke Bogor yang memang kosong. Sesampainya di Stasiun Bogor, mereka tetap duduk, tidak turun dari kereta dan langsung menunggu kereta berangkat kembali ke arah Jakarta Kota.

Baca juga : Penumpang KRL di Stasiun Bogor Numpuk Terus, Bus Gratis Kurang Banyak

Anne mengakui kejadian itu sudah terjadi jauh sejak masa wabah virus corona. Tujuannya agar penumpang bisa mendapatkan tempat duduk lebih awal.

Namun, di tengah pandemi Covid-19 saat ini, Anne menegaskan, ada pembatasan penumpang. Jadi, tindakan ini dinilai tidak bertanggung jawab dan berakibat mandeknya antrean kereta.

"Tindakan tidak bertanggung jawab semacam ini membuat jumlah pengguna dari stasiun pemberangkatan tidak dapat dimuat maksimum ke dalam kereta. Dampaknya, antrean kereta di stasiun menjadi tidak lancar. Tindakan sebagian pengguna membuat ribuan orang harus mengantre lebih lama lagi di stasiun," jelasnya. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.