Dark/Light Mode

Indonesia Jadi Negara Berpendapatan Menengah Atas

Netizen Bingung, Produksi Turun, Banyak PHK, Lagi Corona Pula

Minggu, 5 Juli 2020 07:10 WIB
Ilustrasi pekerja/buruh Indonesia. (Foto: Antara)
Ilustrasi pekerja/buruh Indonesia. (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Indonesia naik kelas menjadi negara berpendapatan menengah ke atas. Masa sih...

Bank Dunia menaikkan kelas Indonesia dari negara berpenghasilan rendah menjadi negara berpenghasilan menengah atas. Indonesia dinilai berhasil menaikkan pendapatan nasional bruto atau Gross National Income (GNI) menjadi 4.050 dolar AS. Status ini berlaku per 1 Juli 2020.

Sebelumnya, Indonesia masuk dalam kelompok negara berpendapatan menengah bawah. Negara yang dapat masuk dalam kategori ini memiliki pendapatan nasional bruto atau GNI 4.046 dolar AS per tahun.

Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Rahayu Puspasari mengatakan, masuknya Indonesia menjadi negara berpenghasilan menengah ke atas merupakan prestasi yang membanggakan.

“Kenaikan status diberikan berdasarkan penilaian Bank Dunia terkini. GNI per capita Indonesia 2019 naik menjadi 4.050 dolar AS dari posisi sebelumnya 3.840 dolar AS,” ujar Rahayu.

Menurut dia, klasifikasi kategori ini biasa di gunakan secara internal oleh Bank Dunia. Namun, dirujuk secara luas oleh lembaga dan organisasi Internasional. “Ini bukti atas ketahanan ekonomi dan ke sinambungan pertumbuhan yang selalu terjaga dalam beberapa tahun terakhir,” tukasnya.

Baca juga : Indonesia-Singapura Susun Protokol Penanganan Corona 

Dikatakan Rahayu, peningkatan status Indonesia sebagai negara berpenghasilan menengah ke atas akan lebih memperkuat kepercayaan dan persepsi investor, mitra da gang, mitra bilateral dan mitra pembangunan atas ketahanan ekonomi Indonesia.

Naiknya Indonesia menjadi negara berpendapatan menengah ke atas membuat netizen terheran-heran. Sebab, banyak terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) dimana-mana di tengah pandemi corona saat ini.

“Produksi menurun, penyerapan anggaran mi nim, tanda program kerja tidak jalan. Ada Covid pula. Tapi, Indonesia malah dibilang berpenghasilan menengah ke atas,” kata Ketua Prodem, heran.

“Padahal banyak yang di-PHK (pengangguran), banyak yang susah makan, nilai rupiah lemah, kok bisa masuk negara menengah ke atas?” tanya X ray.

Sherly Malinda nyinyir. Kata dia bukan naik kelas. Tapi tertinggi di antara terendah. Karena negara lain rela habis ekonominya demi keselamatan rakyat,” kata dia.

Rinaldi Muhaimin mengungkapkan, Venezuela juga pernah masuk ke negara upper middle. GDP per capita pernah sampai lebih dari 11,000 dolar AS pada tahun 2011.

Baca juga : Trump Nyenengin Apa Mau Nyakitin

“Sekarang krisis akut sehingga turun ke sekitar 2,500 dolar AS di 2019,” kata dia.

Mupti Abdillah curiga dengan Bank Dunia yang menaikkan peringkat Indonesia. “Ini sich tipu-tipu dokumen untuk syarat diberikan pinjaman lagi. Persis seperti orang mengedit slip gaji dari 3 juta diedit jadi 6 juta, supaya lolos dapat pinjaman 100 juta dari bank perkreditan,” ujarnya.

“Jadi paham gue, kalau itu maksudnya kenapa penghasilan rakyat Indonesia menjadi menengah adalah sebagai syarat nambah pinjaman,” saut Jihadib Habibullah.

Terang meluruskan pandangan netizen yang keliru. Dia bilang, Bank Dunia itu yang minjemin duit dan Indonesia itu yang dipinjemin. “Mana ada orang malsuin slip gaji orang yang mau dia pinjemin duit. Mau rugi bandar?”, tanya dia.

Den meminta Presiden tidak bangga kalau yang memberi penghargaan tersebut berasal dari kelompok negara pemberi utang. “Berbanggalah kalau yang mengapresiasi itu rakyatmu sendiri yang langsung merasakan peningkatan kesejahteraan dari kebijakan yang anda buat,” saran dia.

“Apa keuntungan ekonomi bagi Indonesia setelah Bank Dunia menaikkan level menjadi Negara Menengah Atas di tengah pandemi bang? tanya Maimun Suja’ei.

Baca juga : Indonesia Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Pabrik Bir Korea Utara

Pada Gunung menuturkan, GNI per kapita Indonesia memang naik menjadi 4.050 dolar AS. “Tapi kondisi itu masih jauh dari negara-negara lain, seperti Thailand dengan 7.260 dolar AS, Malaysia 11.200 dolar AS dan China 10.410 dolar AS. Jangan bilang Indonesia terlalu pede ya?” kata dia.

Sintia Salsabila mendukung kenaikan status Indonesia menjadi negara berpendapatan menengah atas. “Menuju Indonesia Maju!,” ujar Sintia Salsabila.

“Dari negara berkembang naik kelas menjadi negara menengah ke atas. Semoga kondisi sosial ekonomi masyarakatnya juga semakin membaik,” saut JPapilaya.

“Di tengah upaya mengatasi dampak pandemi Covid-19 & melakukan pemulihan ekonomi, sebuah prestasi membanggakan diberikan dari lembaga Internasional kepada Indonesia,” kata Rizma Widiono.

“Julukan baru itu seolah melepas ikatan atas kutukan bahwa Indonesia selamanya akan terjebak dalam keadaan negara berpenghasilan menengah,” pungkas Nita. [TIF]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.