Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

AS-China Tegang Lagi, Rupiah Jangan Jantungan Ya...

Kamis, 23 Juli 2020 09:39 WIB
AS-China Tegang Lagi, Rupiah Jangan Jantungan Ya...

RM.id  Rakyat Merdeka - Nilai tukar rupiah pagi ini, menguat 0,38 persen menjadi Rp 14.595 per dolar AS dibanding penutupan kemarin, yang mentok di level Rp 14.650 per dolar AS di pasar spot.

Penguatan rupiah pagi ini, juga diikuti beberapa mata uang Asia lainnya. Singapura dan dolar Taiwan sama-sama menguat 0,06 persen, ringgit Malaysia naik 0,05 persen, dan yen Jepang naik 0,02 persen.

Won Korea Selatan dilaporkan menjadi yang terlemah dengan depresiasi sebesar 0,31 persen. Sementara peso Filipina melemah 0,09 persen, yuan China turun 0,07 persen, dan baht Thailand turun 0,01 persen.

Baca juga : Sri Mulyani: Jangan Benci, Jangan Pakai Bahasa Kasar

Kemarin, nilai tukar rupiah ditutup menguat 91 poin atau 0,62 persen menjadi Rp 14.650 per dolar AS, dari sebelumnya Rp 14.741 per dolar AS di pasar spot.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra memprediksi, rupiah hari ini akan cukup tertekan. Ketegangan kembali antara AS dan China, diprediksi masih menjadi momok terhadap fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Apalagi, Presiden Donald Trump telah memerintahkan menutup konsulat China di Houston, karena dianggap sebagai sarang mata-mata. Ini berpotensi mendorong pelemahan nilai tukar emerging market terhadap dolar AS.

Baca juga : Pembangunan Daerah Jangan Cuma Bergantung Sama APBD

"Perseteruan dua bebuyutan tersebut bisa membuat rupiah di pekan keempat hari ini tidak berdaya. Rupiah hari ini diprediksi berada di kisaran Rp 14.600-14.800," ujar Ariston dalam riset hariannya, Kamis (23/7).

"Bisa dibilang keputusan pemerintah AS ini malah berpotensi mendapatkan balasan dari China, dan makin memperburuk hubungan yang dikhawatirkan merembet ke isu perdagangan. Ini bisa memperlambat pertumbuhan ekonomi global," terangnya.

Hal lain yang juga membikin pasar ketar-ketir adalah jumlah penularan virus yang masih saja tinggi. Meskipun usaha-usaha penemuan vaksin sudah mengalami kemajuan. [DWI]

Baca juga : Ingat! Penumpang KRL Wajib Pakai Baju Lengan Panjang

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.