Dark/Light Mode

2021,Tabung Listrik Siap Terangi Desa Tertinggal

Sabtu, 1 Agustus 2020 19:30 WIB
Pemerintah terus berupaya untuk melistriki seluruh rumah tangga di desa-desa terluar, terdepan dan tertinggal (3T).
Pemerintah terus berupaya untuk melistriki seluruh rumah tangga di desa-desa terluar, terdepan dan tertinggal (3T).

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan memanfaatkan Tabung Listrik (talis) untuk melistriki desa-desa yang berada di wilayah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T). 

Sebanyak 52.000 talis direncanakan akan diberikan kepada rumah tangga di 306 desa yang berada pada wilayah dengan kondisi geografi yang tidak memungkinkan untuk dipasang jaringan listrik PLN.

"Sekitar 306 desa akan menggunakan talis. Karena demografi maupun geografinya berada di atas gunung, di bukit, ada yang berserak, sehingga mau tidak mau harus dengan talis. Kalau digunakan dengan grid tentu akan mahal dan tidak mungkin, losses sangat tinggi di sana," jelas Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Jisman Hutajulu, Kamis (30/07).

Jisman mengatakan, Kementerian ESDM telah sepakat dengan Komisi VII DPR untuk mengalokasikan 25.000 talis pada anggaran Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) tahun 2021. 

Sementara untuk pengadaan 27.000 talis lainnya masih dilakukan koordinasi dengan Kementerian Keuangan.

Baca juga : Gelandang Persija Evan Dimas Siap Berjuang Buat Timnas

"Telah diputuskan 52.000 kebutuhan talis oleh DPR untuk dialokasikan Ditjen EBTKE sebanyak 25.000 talis, dan dilaksanakan di tahun 2021," tuturnya.

Untuk penambahan daya pada talis, selain menggunakan energi matahari, juga akan disediakan Stasiun Pengisian Energi Listrik (SPEL) di beberapa tempat. 

Selain itu, lanjut Jisman, setiap rumah tangga yang mendapatkan talis juga akan diberikan satu talis cadangan, sehingga ketika dilakukan pengisian daya, listrik di rumah tetap menyala.

"Jadi talis itu sangat bermanfaat untuk daerah-daerah yang sangat sulit untuk dijangkau oleh jaringan PLN dan sangat mudah handlingnya dan bisa di-charge menggunakan energi matahari. Selain itu, adanya namanya SPEL, nanti ditempatkan di beberapa tempat, mungkin di 30 rumah tangga ada 1 SPEL-nya. Kita juga berikan cadangan, supaya nanti polanya seperti LPG yang di rumah kita jadi nggak nunggu. Kita berharap masyarakat bisa menggunakan setiap hari," ujarnya.

Jisman pun berharap pembagian talis bisa dilakukan di tahun depan, agar rasio desa berlistrik dan rasio elektrifikasi bisa mencapai 100%. 

Baca juga : Anteng di Liverpool, Van Dijk Susah Tergantikan

"Mudah-mudahan tahun depan bisa kita realisasikan, sehingga rasio desa berlistrik dan rasio elektrifikasi bisa 100%," pungkasnya.

Sebagai informasi, per Juni 2020 rasio elektrifikasi telah mencapai 99,09% sementara rasio desa berlistrik sebesar 99,51%. 

Saat ini, terdapat 433 desa yang belum berlistrik, 306 desa akan dilistriki menggunakan talis, 75 desa menggunakan PLTS Komunal atau PLTD Hybrid, sementara 52 desa lainnya akan dilistriki perluasan jaringan listrik (grid extension).

Efisiensi Tenaga Listrik

Pada kesempatan yang sama, Jisman juga menerangkan terkait teknologi smart grid yang direncanakan akan dilakukan di tahun ini oleh PT PLN pada sistem Jawa-Bali. 

Baca juga : Lantik Sejumlah Pejabat Eselon I, Ini Pesan Mendagri

Jisman mengatakan, smart grid telah masuk dalam Program Strategis Nasional (PSN).

"Smart grid sudah kita masukkan di dalam PSN, dan PLN sendiri sudah merencanakan untuk segera dilaksanakan di sistem Jawa-Bali di tahun 2020 ini. Memang sudah ada beberapa percontohan yang sudah dilaksanakan," jelas Jisman.

Penggunaan smart grid bertujuan untuk peningkatan efisiensi. Jisman mencontohkan, jika ada komunikasi dari seluruh pelanggan ke pengatur beban atau pemilik jaringan, bahwa di waktu tertentu hanya menggunakan listrik dengan jumlah tertentu, maka pengelola sudah bisa memastikan dalam waktu tersebut hanya menyediakan sejumlah yang dibutuhkan.

"Smart grid bisa digunakan di kota sendiri dan sangat menguntungkan. Ke depan nanti untuk daerah-daerah yang 3T bisa digunakan untuk sistem yang isolated, yang ada di pulau sehingga ada efisiensi yang terjadi di sana," tuturnya. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.