Dark/Light Mode

Diamuk Wabah Corona

PAD Jakarta Jebol 80 Persen

Minggu, 2 Agustus 2020 02:28 WIB
Objek pariwisata Taman Margasatwa Ragunan merupakan yang pertama ditutup di awal masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang kini kembali dibuka, namun tetap dengan pembatasan tertentu.
Objek pariwisata Taman Margasatwa Ragunan merupakan yang pertama ditutup di awal masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang kini kembali dibuka, namun tetap dengan pembatasan tertentu.

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) DKI Jakarta, Cucu Ahmad Kurnia menjelaskan, rendahnya penyerapan anggaran 2019 karena ada beberapa kegiatan yang harus dibatalkan. Antara lain, Festival Akhir Tahun di Kepulauan Seribu, pameran di Taman Ismail Marzuki juga dibatalkan. Meski demikian, Cucu tetap optimis sisa anggaran 2020 dapat terserap optimal.

“Kita akan melaksanakan program yang tersisa sebaik mungkin. Optimistis penyerapannya baik. Saat ini anggaran kami kan hanya Rp200 miliar,” tandasnya.

Cucu mengungkapkan, pariwisata menjadi sektor yang pertama kali terpukul akibat pandemi virus corona. Hampir seluruh tempat wisata ditutup dan membuat perjalanan wisatawan terhenti.

Baca juga : 45 Pasar Sudah Pernah Ditutup

Makanya, lanjut Cucu, realisasi hingga 31 Mei 2020 baru mencapai Rp1,7 triliun. Angka itu jauh dari proyeksi penerimaan yang tercantum dalam APBD Jakarta.

Pendapatan pajak dari proyeksi APBD 2020 diperkirakan Rp7,3 triliun dari pariwisata meliputi hotel sampai pajak liburan. "Sangat terpukul. Sektor pariwisata itu adalah sektor yang pertama kali terkena dampak dan recovery-nya bakal belakangan. Untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD) sendiri dari sektor pariwisata itu kurang lebih sudah menurun 80 persen," katanya.

Cucu mengungkapkan, ini akibat menurunnya tingkat pemasukan pajak restoran, hotel, tempat hiburan lainnya. Apalagi, sektor pariwisata menjadi salah satu penyumbang PAD terbesar di Jakarta.

Baca juga : Rayakan Idul Adha Tahun Ini, KNPI Jadikan Kurban Sebagai Perekat Kebhinekaan

“Bahkan tempat hiburan, sudah otomatis ditutup total. Restoran juga hanya boleh beroperasi setengahnya. Hotel juga,” lanjut Cucu.

Seperti restoran yang kembali dibuka dengan kapasitas 50 persen. Begitu juga hotel. Protokol Covid-19 juga dilaksanakan dengan menjaga social distancing, memakai masker, dan selalu mencuci tangan.

“Di masa transisi ini ada kaidah-kaidah yang kita jalankan untuk mencegah virus corona. Melalui protokol-protokol Covid-19 yang sudah disepakati. Setiap industri tentu berbeda-beda protocol kesehatannya. Misalnya, restoran dengan taman rekreasi dan bioskop tentu berbeda dengan lainnya,” ungkapnya.

Baca juga : Doni Monardo: Protokol Kesehatan Harga Mati

Lebih lanjut Cucu mengungkapkan, di masa transisi industri pariwisata sudah mulai dibuka secara bertahap. Taman rekreasi seperti Ancol, Ragunan, Taman Mini, Pulau Seribu, museum-museum juga mulai dibuka. Tapi dengan catatan, menjalankan protokol Covid-19 yang sudah ditetapkan.

Masyarakat, lanjutnya, wajib mematuhi protokol Covid-19 yang berlaku. Dengan begitu, diharapkan tidak ada peningkatan kasus virus corona.

“Kalau masyarakat tidak displin atau pun pengelola (wisata) tidak disiplin, bisa saja kita punya skenario lain. Misalnya, kita tutup semuanya kalau dirasa bahaya,” tegasnya. (MRA)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.