Dark/Light Mode

Dana Penanganan Corona

Angkanya Segede Gajah Cairnya Seukuran Semut

Selasa, 28 Juli 2020 05:21 WIB
Ilustrasi pencairan dana corona yang mampet (Kartun: Mice)
Ilustrasi pencairan dana corona yang mampet (Kartun: Mice)

RM.id  Rakyat Merdeka - Anggaran stimulus penanganan corona sebenarnya gede. Segede gajah. Tapi anehnya, dana yang terealisir masih sangat kecil. Sekecil semut. Dari anggaran Rp 695,2 triliun yang dialokasikan, baru cair sekitar Rp 136 triliun. Presiden Jokowi kembali jengkel dan menyentil urusan ini.

Sentilan itu dilontarkan Jokowi dalam Rapat Terbatas Pengarahan ke Komite Penanganan Pemulihan Ekonomi Nasional dan Penanganan Covid-19 via telekonferensi dari Istana Merdeka, kemarin. "Penyerapan stimulus penanganan Covid ini masih belum optimal dan kecepatannya masih kurang," ucap Jokowi. 

Dia lalu membeberkan data terakhir pada 22 Juli. Realisasi anggarannya baru Rp 136 triliun. "Artinya, baru 19 persen. Sekali lagi, baru 19 persen," tegas Kepala Negara, dengan suara penuh penekanan.

Yang paling sedikit, dukungan untuk sektoral kementerian/lembaga dan Pemda, yang baru terserap 6 persen. Disusul sektor kesehatan dengan angka 7 persen, insentif usaha sebesar 13 persen, dan bidang UMKM sebesar 25 persen. Yang lumayan cuma perlindungan sosial, sebesar 38 persen.

Baca juga : Kemenkeu Akui Rakyat Kita Hidup Makin Susah

Dalam penanganan Covid-19, pemerintah menyiapkan anggaran kesehatan sebesar Rp 87,55 triliun, anggaran perlindungan sosial Rp 203,9 triliun, insentif usaha sebesar Rp 120,61 triliun, sektor UMKM Rp 123,46 triliun, dan pembiayaan korporasi Rp 53,57 triliun. Sedangkan untuk dukungan sektoral K/L dan Pemda sebesar Rp 106,11 triliun. 

Presiden pun meminta Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional mencari solusi mempercepat penyerapan anggaran ini. Jika masalahnya ada pada regulasi yang menghambat, harus segera direvisi. "Inilah yang harus segera diatasi Komite. Buat terobosan, kerja cepat, sehingga masalah serapan ini bisa selesai," imbau Jokowi.

Presiden juga mengingatkan jajarannya untuk bekerja ekstra keras dan memahami betul situasi krisis ekonomi dan kesehatan yang sedang melanda Tanah Air. "Saya kira penting sekali ini segera diselesaikan, sehingga aura dalam menangani krisis ini betul-betul ada," tegasnya.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan, pemerintah akan menggenjot serapan anggaran sektor kesehatan dalam penanganan virus corona. "Serapan sektor kesehatan memang arahan Bapak Presiden untuk bisa diakselerasi," tuturnya. Pemerintah akan segera membahas akselerasi DIPA sektor kesehatan yang perlu dilengkapi agar bisa terserap.  

Baca juga : Soal Data Penanganan Covid-19, Pemerintah Diminta Jangan Alergi Buka Diri

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, rendahnya penyerapan anggaran terjadi akibat adanya refocusing dan realokasi belanja untuk penanganan Covid-19. 

Dia beralasan, untuk menjalankan kegiatan Pemerintahan, harus ada landasan hukum dan Standar Operasional (SOP). "Karena ini uang rakyat, uang negara yang harus diatur berdasarkan Undang-Undang, Perpres, Peraturan Menteri, dan Perdirjen memang rumit," ujar Sri, di dalam keterangan tertulis, kemarin. 

Hal itu yang membuat para Menteri, Eselon I, dan Eselon II, baik di pusat maupun di daerah, khawatir. Terlebih, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) melakukan audit. 

Sri bilang, Presiden telah menyiapkan beberapa solusi. Di antaranya, mengundang seluruh aparat terkait seperti Kejaksaan, Kepolisian, KPK, BPKP dan LKPP, serta BPK untuk menyampaikan pandangannya. "Tujuannya agar seluruh birokrat K/L pusat dan daerah tidak merasa khawatir yang berlebihan," imbuhnya.

Baca juga : Terus Berikan Pelayanan Terbaik, Angkasa Pura ll Perkuat Akhlak

Ekonom CORE Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai, untuk mempercepat realisasi anggaran, perlu ada penambahan wewenang Komite Kebijakan Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional dalam melaksanakan penggunaan anggaran. "Kalau perlu buat tambahan regulasi untuk percepatan," tuturnya, kemarin. 

Guru Besar Politik Universitas Indonesia Prof Budyatna heran dengan masih kecilnya anggaran yang dicairkan. Padahal, dana yang disediakan sangat besar. Budyatna pun menyarankan ke Jokowi untuk lebih sering mengingatkan para anak buahnya.

"Itu kan ada anggarannya, bukan nggak ada. Cuma masalahnya, angkanya segede gajah, cairnya sekecil semut. Presiden mesti lebih sering menyentil menteri-menteri yang lambat itu," tegasnya. [OKT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.