Dark/Light Mode

Banjir Impor, Perusahaan Kertas Sigaret Terancam Gulung Tikar

Senin, 3 Agustus 2020 22:08 WIB
Industri kertas. (Foto: ist)
Industri kertas. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Asosiasi Pulp dan Kertas Indonesia (APKI) mengeluhkan banjirnya kertas sigaret impor. Kondisi tersebut membuat industri kertas sigaret dalam negeri terancam gulung tikar.

Hak tersebut disampaikan Ketua Umum APKI Aryan Warga Dalam di Jakarta, Senin (3/8). 

Salah satu penyebab banjir impor kertas sigaret karena pasokan dalam negeri berkurang akibat berkurangnya pabrik sigaret. Salah satunya di Medan.

Baca juga : Selain Teror, Pegawai KPK Juga Diserang Gaib

Menurut Aryan, ditutupnya produsen kertas sigaret pascapengambilalihan perusahaan produsen kertas sigaret di Medan dan dipindahkan investornya ke Vietnam. Hal itu, kata APKI, dapat melemahkan ketahanan industri dalam negeri.

Tutupnya pabrik memberikan kerugian besar bagi kemajuan industri dalam negeri, yaitu peningkatan pengangguran, pengurangan investasi, pengurangan pemakaian sumber daya dalam negeri, dan lonjakan impor kertas sigaret. Di sisi lain, produsen kertas sigaret dalam negeri seringkali mendapatkan hambatan dalam perdagangan ke luar negeri, seperti untuk ekspor ke China dan Vietnam.

Termasuk juga adanya peraturan yang menghambat perdagangan bebas dari Vietnam berupa penerapan kuota impor dengan mengutamakan pasokan bahan baku dari dalam negeri.

Baca juga : Pemkot Bandung Ingatkan Pengusaha Cafe Dan Restoran Soal Jam Operasional

Menurut Aryan, sejak ditutupnya pabrik di Medan tersebut, kapasitas dan utilisasi industri kertas sigaret secara nasional berkurang. “Juga telah terjadi lonjakan impor kertas sigaret sekitar sebesar kurang lebih 43 persen, yang menyebabkan tergerusnya pangsa pasar kertas sigaret dari produsen dalam negeri,” ujar Aryan.

Jika kondisi ini terus berlanjut, maka keberlangsungan industri hasil tembakau  dalam negeri pun akan terancam, sebab  industri hasil tembakau akan sangat bergantung pada impor dan terpapar pada risiko besar seperti fluktuasi kurs rupiah, keharusan menyimpan persediaan bahan baku dalam jumlah yang lebih besar terlebih jika terjadi gangguan logistik global seperti dampak pandemi Covid-19.

Industri hasil tembakau merupakan salah satu sektor stategis domestik yang terus memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional. Tercatat, industri hasil tembakau mampu memberikan sumbangsih sekitar Rp. 200 triliun terhadap devisa negara. Industri ini juga menyerap tenaga kerja bagi sekitar 1 juta jiwa, termasuk bagi industri pendukungnya.

Baca juga : Jadi Perusahaan Terbaik di Bidang CSR, Pertamina Sabet 5 Penghargaan

Menilai kritisnya kondisi industri kertas sigaret dan mengantisipasi dampak buruknya pada industri hasil tembakau yang strategis bagi pemasukan negara, APKI berupaya mengambil langkah tindak lanjut dengan segera yaitu menghimpun data-data dari anggotanya yang memproduksi kertas sigaret dan menganalisa dampak kerugian atau potensi kerugian ke depannya.

Berdasarkan data tersebut, APKI bermaksud akan mengajukan permohonan perlindungan melalui Kementerian dan Lembaga terkait, dalam hal ini Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perdagangan. “Tekanan yang dialami dari ancaman kerugian atas terjadinya lonjakan impor ini dapat menyebabkan industri kertas sigaret di dalam negeri tidak dapat bertahan lebih lama lagi,” ujar Aryan Warga Dalam menambahkan. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.