Dark/Light Mode

8 Juta UMKM Diklaim Sudah Go Digital

Jualan Online Dongkrak Omzet Tahu Taisi Hingga Rp 800 Juta

Selasa, 26 Februari 2019 10:20 WIB
Rosie Pakpahan Founder Taisi. (Foto : IG @rosiepakpahan).
Rosie Pakpahan Founder Taisi. (Foto : IG @rosiepakpahan).

RM.id  Rakyat Merdeka - Bekerja sebagai karyawan di sebuah bank pelat merah, nyatanya tak membuat Rosie Pakpahan (42) puas. Ia memilih pensiun dini dan banting stir jadi ‘tukang tahu‘ isi pedas, dengan brand Taisi (tahu isi atau tahu Rosie).

Rosie memulai usaha tahu isi sejak 2012. Namun sebelum itu, ia sudah mengalami empat kali kegagalan dalam berusaha, mulai dari voucher isi ulang hingga tahu crispy.

“Karena gagal dan pernah ditipu, saya sempat down juga. Tapi di 2012 saya buat keputusan besar dengan pensiun dini dari pekerjaan saya di bank pelat merah. Jiwa wirausaha muncul begitu besar dalam diri saya,” kata Owner dan Founder Taisi ini saat ditemui Rakyat Merdeka.

Dengan bermodalkan sepeda motor bebek, akhirnya ia gadaikan kendaraan roda dua tersebut dan memperoleh modal Rp 10 juta, yang ia gunakan untuk membeli gerobak serta bahan-bahan tahu, tepung dan lainnya.

Susah senang berbisnis ia hadapi, yang akhirnya membawanya pada kondisi saat ini. Ia mampu memiliki 350 outlet dengan model bisnis franchise (waralaba), yang jika ditotal meraih pendapatan kotor hingga Rp 800 juta per bulan.

Baca juga : Penuhi Permintaan Pasar, Nelayan Diminta Berkoperasi

Berbagai macam varian pun ditawarkan Taisi, mulai dari tahu isi pedas, makarel, sosis, ayam dan sebagainya. Bahkan ia berencana mengembangkan tahunya ke camilan snack kripik tahu.

“Saya punya cita-cita tahu isi ini bisa menjadi camilan nomor 1 di dunia. Bulan depan rencananya ingin ke Manila dan Malaysia untuk ikut pameran franchise di sana. Saya ingin memperkenalkan produk tahu isi ini ke mancanegara,” ujar Rosie.

Dalam mendongrak penjualannya, Rosie mengaku mengandalkan pesanan lewat ojek online. Bahkan kontribusi penjualan lewat ojek online mencapai 50 persen. Pemesanan di ojek online ini, katanya, memudahkan para pembeli yang tak ingin capek mengantre di outlet, terlebih lagi memudahkan si pemilik franchise pula, yang sebagian besarnya juga sudah disibukkan dengan pekerjaan utama mereka.

“Karena sebagian besar mitra saya juga pegawai, jadi mereka punya kesibukan yang padat. Kalau pesanan lewat ojek online ini pun memudahkan usaha bisnis saya dan mitra,” ujarnya.

UMKM GO Online

Baca juga : Waskita Karya Teken Kontrak Pembangunan Tol Japek II Selatan

Tak hanya itu, Rosie juga mengandalkan penjualan melalui websitenya di www.tahujeletot. com, dan juga sosial media pribadinya di Instagram @tahutaisi dan Facebook: Tahu Jeletot Taisi.

Menurutnya, untuk bisa naik kelas, pelaku usaha harus didukung strategi penjualan lewat internet atau digital. Pasalnya, penjualan lewat digital sangat memudahkan produknya berkembang dan dikenal cepat oleh masyarakat.

“Bahkan saya sekarang sudah punya tim sendiri yang khusus mengurusi marketing, mitra, produksi dan lainnya. Saya yakin, dengan usaha dan kerja keras serta inovasi yang terus diberikan, UMKM bisa cepat naik kelas menjadi pelaku usaha yang lebih tinggi lagi,” ujarnya.

Menyoal ini, Kasubdit Pengembangan Ekonomi Digital Pariwisata, Transportasi & Perdagangan, Direktorat Ekonomi Digital Kemenkominfo Sumarno menuturkan, dalam mendukung usaha mikro bisa tumbuh, lembaganya punya fokus program UMKM Go Online di 2019, yang meliputi dua aspek. Yakni, melakukan pendampingan kepada UMKM yang sudah memasarkan produk di marketplace, dan membuka pendaftaran kepada UMKM yang belum go online.

“Di 2018, target 8 juta UMKM Go Online sudah tercapai. Tahun ini, selain meningkatkan keterampilan para pedagang yang sudah ada di marketplace, juga membuka pendaftaran untuk yang belum (go online). Target on-boarding 250 ribu tahun ini,” jelas Sumarno.

Baca juga : Pendapatan Indosat Anjlok 27 Persen

Untuk mewujudkan hal itu, Kemenkominfo menggandeng beberapa pihak untuk menjalankan Program UMKM Go Online. Mulai dari Dinas Koperasi, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Keuangan, Asparindo (Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia), perbankan, hingga marketplace seperti Tokopedia, Bukalapak, Shopee, Bibli, Lazada, Blanja.com, Go Food, dan sebagainya.

“Ada juga relawan Teknologi Informasi Komputer (TIK) yang akan diberikan pelatihan, sehingga menjadi pandu digital yang mendampingi pedagang dalam menggunakan platform penjualan online,” katanya.

Kegiatan UMKM Go Online ini juga dibuat agar para pedagang Indonesia bisa bersaing dengan produk negara lain. Nantinya, para pedagang akan diajarkan cara mengambil foto produk yang baik, cara pembukuan yang baik, cara pemasaran digital, cara menggunakan platform penjualan daring, hingga transaksi secara daring. Itu semua akan dilaksanakan dalam bagian program UMKM Go Online, yakni Grebek Pasar.

Kemenkominfo juga akan menggandeng para pelaku pembayaran digital, seperti OVO, Go-Pay, T-Cash (yang akan berubah nama menjadi LinkAja), Dana, T-money, Visionet, dan pihak perbankan. Dengan begitu akan tercipta multiplier effects untuk para pedagang, pemerintah daerah, dan perekonomian nasional. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.