Dark/Light Mode

Pendapatan Indosat Anjlok 27 Persen

Selasa, 26 Februari 2019 06:46 WIB
Salah satu gerai Indosat di Blok M, Jakarta. (Foto :twitter@plaza_Blokm)
Salah satu gerai Indosat di Blok M, Jakarta. (Foto :twitter@plaza_Blokm)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kinerja PT Indosat Tbk selama Tahun 2018 mengalami penurunan pendapatan. Emiten berkode ISAT ini membukukan pendapatan senilai Rp 23,14 triliun atau anjlok 27 persen dari pendapatan tahun sebelumnya.

Mengutip laporan keuangan tahunan yang dirilis oleh Ooredoo, perusahaan induk Indosat Ooredoo, operator seluler tersebut juga mengalami tekanan untuk pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi atau Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA).

EBITDA Indosat Ooredoo hingga akhir 2018 ter- catat Rp 7,6 triliun, turun 44 persen dari Rp 13,6 triliun pada akhir 2017. EBITDA perusahaan mengalami tekanan karena investasi pada ekspansi jaringan dan biaya pemasaran.

Baca juga : BI Pertahankan 7-Day Reverse Repo Rate Di 6 Persen

Direktur Utama ISAT Chris Kanter menjelaskan, permintaan tinggi ter- hadap data dan penurunan permintaan pada voice dan SMS, jadi faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaannya. “Voice sama SMS mengalami penurunan drastis itu di luar ekspektasi perusahaan,” katanya.

Sementara sampai akhir Tahun 2018 jumlah base transceiver station (BTS) 4G yang dimiliki perusahaan tercatat sebanyak 17 ribu unit, dengan cakupan populasi mencapai 80 persen. Indosat Ooredoo memang tengah agresif mengeluarkan belanja modal untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja perusahaan. Sepanjang 2018, perusahaan tersebut menganggarkan capex sebesar Rp 8 triliun.

Chris Kanter menyampaikan, perusahaannya akan menyiapkan belanja modal sekitar Rp10 triliun yang mayoritas bakal digunakan untuk pengembangan dan perluasan infrastruktur jaringan 4G. “2019, kami menganggarkan capex hampir Rp10 triliun, begitu juga untuk tahun-tahun berikutnya,” katanya.

Baca juga : Brodjo Patok Kemiskinan Turun Menjadi 9 Persen

Menghadapi tantangan bisnis yang makin kuat, Indosat berencana menambah komposisi pendapatan dari segmen penjualan korporasi atau business to business (B2B). Sebelumnya Chief Business Officer ISAT, Intan Abdams Katoppo mengatakan, perolehan penda- patan dari B2B dinilai potensial. "Kami targetkan komposisinya tahun ini 25 persen dari total pendapatan. Tahun sebelumnya di bawah 20 persen,” katanya.

Menurut dia, terdapat beberapa sektor industri yang kini dilirik Indosat untuk dijadikan penopang pendapatan B2B Indosat. Salah satu produknya berupa internet of things (IoT), di mana industri transportasi, smart city, maupun distribusi jadi sasaran Indosat.

Dia mencontohkan, misalnya baru-baru ini, Indosat memenangkan tender untuk pengadaan infrastruktur komunikasi light rail transit (LRT) dan beberapa Bandara di Indonesia. Soal belanja modal, kata Intan, belanja modal ISAT untuk perbesar layanan B2B masuk ke komposisi pengeluaran untuk ekspansi Indosat di jaringan.

Baca juga : Indonesia Andalkan Lapis Kedua

Untuk diketahui, Indosat menganggarkan belanja modal sebesar Rp 10 triliun. Dari total itu, 80 persen digunakan untuk pengembangan jaringan, salah satunya menambah 4.300 titik perluasan, dan penguatan jaringan yang juga masuk sebagai bagian dari backbone segmen bisnis B2B. [JAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.