Dark/Light Mode

Hadir Di Bali, Trans Metro Dewata Disubsidi Pemerintah 100 Persen

Minggu, 6 September 2020 17:53 WIB
Trans Metro Bali. (Foto: ist)
Trans Metro Bali. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) mengapresiasi Kementerian Perhubungan (Kemenhub) yang menghadirkan Teman Bus dalam bentuk Trans Metro Dewata di Bali. Biaya operasionalnya bus tersebut disubsidi pemerintah 100 persen.

Teman Bus adalah jargon yang dikeluarkan oleh Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan untuk melayani pengguna angkutan umum di daerah. TEMAN adalah singkatan dari Transportasi, Ekonomis, Mudah, Andal dan Nyaman.

Rencananya, Senin (7/9) akan dilakukan soft launching Bus Trans Metro Dewata sebagai bentuk perluasan layanan Bus Trans Sarbagita. Dengan berubah nama diharapkan ada peningkatan minat masyarakat menggunakan transportasi umum. Trans Sarbagita adalah angkutan umum yang beroperasi sejak 18 Agustus 2011 dengan biaya operasi anggaran dari Pemprov Bali.

Ketua Bidang Advokasi dan Kemasyarakatan MTI Pusat, Djoko Setijowarno mengatakan, kehadiran Trans Metro Dewata akan mengembalikan warga Bali, khususnya di Kawasan Perkotaan Sarbagita (Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan) menggunakan transportasi umum. 

Menurut dia, di wilayah Sarbagita direncanakan ada lima koridor. Empat koridor baru menggunakan bus sedang. Yaitu koridor Terminal Persiapan-Central Parkir Kuta Badung sepanjang 63,6 kilometer (km) untuk perjalanan pulang pergi dengan 40 halte, GOR Ngurah Rai-Bandara Ngurah Rai 30,2 km dan 24 halte, Pantai Matahari Terbit-Dalung 43 km dan 24 halte, dan Terminal Ubung-Sentral Parkir Monkey Forest 55,3 km dan 32 halte. 

Baca juga : Mahasiswa dan Dosen Bakal Dapat Subsidi Kouta Gratis, Ini Persyaratannya

“Empat koridor ini mendapatkan subsidi operasional dari Kementerian Perhubungan. Operator yang mengoperasikan Bus Trans Metro Dewata adalah operator di daerah,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya, Minggu (6/9).

Sementara koridor Terminal Batu Bulan-ITDC Nusa Dua adalah rute eksisting Bus Trans Sarbagita sepanjang 62,4 km untuk perjalanan pulang pergi dapat menggunakan bus kapasitas besar. Jumlah bus besar harus ditambah agar headway 10 menit. Koridor ini mendapat sibsidi operasional dari Pemprov Bali.

Menurut Djoko, bus yang beroperasi berlantai rendah (low deck), sehingga perlu halte khusus. Sementara belum ada anggaran, cukup diberikan stop bus di beberapa titik halte yang sudah ditentukan. Jika nantinya sudah cukup banyak penggunanya dapat dibangun halte yang lebih representatif.

Menurut Djoko, angkutan massal perkotaan merupakan public goods, sehingga pemerintah menjadi penanggung risiko dalam penyediaannya. Program buy the service untuk angkutan massal perkotaan dilakukan dengan membeli layanan angkutan massal perkotaan kepada operator dengan mekanisne lelang berbasis standar pelayanan minimal atau quality licensing.

Kata dia, pemerintah menjadi penanggung resiko penyediaan layanan angkutan karena tingginya biaya operasional angkutan massal. Pemerintah juga memberikan lisensi pelaksanaan pelayanan kepada operator yang memenuhi Standar Pelayanan Minimal (SPM).

Baca juga : Proyek Jalur Pejalan Kaki Cuma Terealisasi 15 Persen

“Pemerintah juga memberikan prioritas kepada angkutan umum supaya memiliki keunggulan dibandingkan kendaraan pribadi,” katanya.

Selain itu, kata Djoko, pemerintah memberikan subsidi 100 persen Biaya Operasional Kendaraan (BOK) yang diperlukan untuk melaksanakan SPM yang ditetapkan. Penetapan SPM agar layanan angkutan memiliki kualitas dan pelayanan yang prima. 

Adapun SPM yang sudah diatur dalam peraturan menteri perhubungan, meliputi aspek keamanan, keselamatan, kenyamanan, keterjangkauan, kesetaraan, dan keteraturan.

Peneliti Lab. Transportasi Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata Notafati Laoli mengatakan, dalam bus juga perlu dibekali dengan Peralatan IoT (internet of things). Misalnya, berupa passenger counting, mobile DVR, GPS Tracking, kamera surveillance, CP4 (Perangkat untuk monitoring kendaraan pada dashboard panel driver dan absensi driver dengan menggunakan RFID card).

Selain itu, kata dia, setidaknya ada tiga jalur yang dapat membantu penggunan bus, yaitu aplikasi mobile, website, dan media sosial dan call centre. Aplikasi mobile, berupa aplikasi user untuk memudahkan pengguna mendapatkan informasi real-time posisi, dan jadwal Bus. Ada pula aplikasi digital checker untuk laporan pengecekan unit Teman Bus yang dilakukan oleh tim operasional.

Baca juga : Baru Dirilis, Transaksi Mandiri Direct Debit Tembus Rp 5 M

Media sosial dan call centre berupa akses informasi tentang layanan Teman Bus yang dapat di akses oleh masyarakat melalui sosial media serta Call Center yang bisa di hubungi pada jam operasional

“Negara harus hadir untuk turut memperbaiki dan menata transportasi umum perkotaan di daerah. Di masa pandemi bisa jadi momentum meningkatkan layanan transportasi umum,” tukasnya. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.