Dark/Light Mode

Kembangkan Kendaraan Listrik, Pemerintah Bisa Belajar Dari China

Minggu, 13 September 2020 20:15 WIB
Bus listrik Transjakarta. (Foto: Antara)
Bus listrik Transjakarta. (Foto: Antara)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah bisa belajar dari China untuk mengembangkan kendaraan listrik di Tanah Air. Pasalnya negeri Tirai Bambu itu berhasil jadi podusen mobil listrik.

Hal tersebut dikatakan pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus, seperti dikutip dari Antara, Minggu (13/9).

"Namun, apakah Indonesia mau sungguh-sungguh belajar dari negara itu untuk jadi produsen kendaraan listrik nasional, atau hanya akan mengulang kesalahan dan kebiasaan lamanya, dengan hanya menjadikan negara ini sebagai pasar netto yang lebih menguntungkan negara prinsipal pemegang merek," katanya

Menurut Yannes, Indonesia masih harus mengarungi perjalanan yang panjang dalam proses pengembangan industri kendaraan listrik. Kebijakan negara atau pemerintah merupakan aspek sangat penting dari solusi transportasi berkelanjutan berbasis baterai ini.

Baca juga : Komisi VII Minta Pemerintah Tidak Manjakan Smelter Asing

"Ada tiga faktor penentu yang harus dipikirkan secara bersungguh-sungguh untuk mengubah berbagai kelemahan mobil listrik menjadi sebuah kekuatan, yaitu pengembangan teknologi, konsistensi dukungan pemerintah serta perubahan perilaku individu pengguna mobil," katanya.

Dilihat dari aspek teknologi, kesiapan komponen dan infrastruktur berupa baterai serta teknologi pendukungnya, Yannes percaya pemerintah cukup serius untuk mengembangkan industri kendaraan listrik. Namun, beberapa hal yang juga mulai mencuat adalah masalah harga energi listrik, aspek keamanan, keandalan produk, biaya produksi baterai sebagai komponen utama, serta desain kendaraan, akan menjadi hal-hal yang harus mendapat perhatian serius.

"Harus dipikirkan benar-benar, bagaimana caranya agar dari segala aspek, kendaraan listrik ini nantinya mampu bersaing dengan kendaraan bermotor yang masih menggunakan bahan bakar fosil dan alternatif yang memang masih berlimpah seperti gas dan biofuel," ujar Yannes.

Dukungan politik pemerintah melalui peraturan perundang-undangan dan kebijakan-kebijakan publik juga harus mulai dipikirkan secara serius keberlanjutannya. Kajian ulang perlu dilakukan terhadap studi kelayakan mulai dari rencana bisnis, kesiapan infrastruktur serta dan insentif yang akan diberikan pemerintah agar program tersebut dapat bersaing dengan kendaraan berbahan bakar fosil.

Baca juga : Kepada Papua, Pemerintah Itu Benar-benar Sayang Banget Lho

Yannes memperkirakan, implementasi program kendaraan listrik ini di masa depan juga akan berhadapan dengan banyak aspek lain seperti perubahan perhitungan biaya perjalanan dalam skala besar, jalan tol dan kemacetan lalu-lintas serta semakin ketatnya standar emisi, program pengembangan teknologi dan standardisasi infrastruktur pengisian listrik untuk baterai kendaraan.

"Harus diperhatikan, teknologi dan keamanan baterai akan menjadi hal paling krusial dalam semua kendaraan listrik," katanya.

Sebelumnya, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut B Panjaitan mengatakan dalam pengembangan industri kendaraan listrik Indonesia akan menggandeng sejumlah negara, antara lain China.

"Negara ini teknologi industri kendaraan listriknya sudah sangat maju, dan bahkan hampir merajai industri kendaraan listrik di dunia,” kata Luhut dalam sebuah webinar bertajuk "Kesiapan Pemangku Kepentingan Dalam Percepatan Investasi Produksi Kendaraan Listrik dan Infrastruktur Pendukung" di Jakarta, pekan lalu.

Baca juga : Mantan Mensos Idrus Marham Sudah Bebas Dari LP Cipinang

Indonesia, kata Luhut, tidak perlu naif untuk belajar teknologi kendaraan listrik dari China karena negara itu memiliki pengalaman yang sudah sangat lama dalam mengembangkan kendaraan listrik.

Namun demikian, Luhut mengingatkan, ke depannya harus ada transfer teknologi agar tenaga-tenaga ahli Indonesia nantinya juga mampu secara mandiri mengembangkannya.

"Untuk itu Indonesia sudah mengirimkan banyak tenaga ahli ke berbagai universitas terkemuka ke China untuk belajar bagaimana mengembangkan kendaraan listrik. Kita pelajari keberhasilannya, juga kesalahan yang pernah mereka alami," kata Luhut. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.