Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Tumbuh Melambat, Utang Luar Negeri Kita Tembus Rp 6.085,91 T

Selasa, 15 September 2020 11:13 WIB
Tumbuh Melambat, Utang Luar Negeri Kita Tembus Rp 6.085,91 T

RM.id  Rakyat Merdeka - Utang luar negeri (ULN) Indonesia dilaporkan tumbuh melambat di posisi 409,7 miliar dolar AS (Rp 6.085,91 triliun). Atau naik 4,1 persen yoy dibanding pertumbuhan bulan sebelumnya, yang mencapai 5,1 persen yoy.

Utang luar negeri itu terdiri dari sektor publik (pemerintah dan Bank Sentral) sebesar 201,8 miliar dolar AS (Rp 2.998,02 triliun) dan ULN sektor swasta (termasuk BUMN) sebesar 207,9 miliar dolar AS (Rp 3.088,65 triliun).

Baca juga : Bos KPK Minta Tambahan Anggaran Rp 825 Miliar

Perkembangan ini didorong oleh menurunnya pertumbuhan ULN swasta, di tengah pertumbuhan ULN pemerintah yang relatif stabil.

Posisi ULN pemerintah pada akhir Juli 2020, tercatat sebesar 199,0 miliar dolar AS (Rp 2.956,31 triliun). Atau tumbuh 2,3 persen yoy. Relatif stabil dibandingkan pertumbuhan bulan Juni 2020 sebesar 2,1 persen.

Baca juga : Cadangan Devisa Agustus Tembus Rp 2.019 Triliun

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Onny Widjanarko mengatakan, perkembangan ini dipicu oleh adanya penarikan sebagian komitmen lembaga multilateral, dan penerbitan Samurai Bonds untuk memenuhi kebutuhan pembiayaan.

"Termasuk, untuk penanganan pandemi Covid-19 dan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)," ujar Onny dalam keterangannya, Selasa (15/9).

Baca juga : Hingga Juli, Belanja Negara Tembus Rp 1.252 T

ULN pemerintah dikelola secara terukur dan berhati-hati untuk mendukung belanja prioritas pemerintah. Yaitu sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (23,6 persen dari total ULN Pemerintah), sektor konstruksi (16,5 persen), sektor jasa pendidikan (16,4 persen), sektor jasa keuangan dan asuransi (11,9 persen), serta sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib (11,8 persen).
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.