Dark/Light Mode

Ekspor Lobster Tersendat, PBNLI: Negara Berpotensi Kehilangan Devisa Rp 36 M

Senin, 21 September 2020 23:13 WIB
Benih lobster (Foto: Dok. KKP)
Benih lobster (Foto: Dok. KKP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Nelayan lobster yang tergabung dalam Perkumpulan Budidaya dan Nelayan Lobster Indonesia (PBNLI) menyayangkan adanya ketersendatan ekspor 2,7 juta ekor bibit lobster di Bea Cukai, Selasa (15/9) malam. Sebab, ketersendatan itu mengakibatkan banyak bibit lobster mati akibat terlalu lama ditahan. 
 
"Kami apresiasi tugas Bea Cukai. Namun, kalau sampai mati, itu merugikan aset kita. Penyitaan barang bukti mati dengan barang bukti hidup itu berbeda," ujar Ketua Dewan Penasehat PBNLI Kris Budiharjo, Senin (21/9).
 
Pihak Bea Cukai menganggap, ekspor bibit lobster yang dilakukan 14 perusahaan itu tidak sesuai dengan dokumen. Dalam hitungan Bea Cukai, dengan menggagalkan 1,2 juta ekor bibit lobster itu, telah terselamatkan kerugian negara sebesar Rp 1,2 miliar. 
 
Namun, para nelayan di PBNLI menganggap, kerugian yang dialami negara lebih besar ketika ekspor gagal. Dalam hitungan mereka, kerugian mencapai Rp 36 miliar lebih atau 2,7 juta dolar AS akibat devisa hilang. 
 
Efek domino kegagalan ekspor ini juga turut dirasakan nelayan di kawasan Pelabuhan Ratu, Jawa Barat. Pengepul Koperasi Delta Mas Bahari mengaku 160 lebih nelayan binaannya belum mendapat pelunasan dari pihak perusahaan. "Kami baru dibayar setengahnya. Biasanya kalau barang (bibit lobster) sudah terkirim (ekspor) baru nanti perusahaan melunasi sisanya," jelas Pengurus Koperasi Delta Mas Bahari, Mirojudin.
 
Mirojudin menambahkan, satu hari setelah sidak Bea Cukai, harga benih lobster turun drastis. Biasanya, nelayan mampu mendapat bayaran Rp 9.000 per ekor. Namun, setelah 14 perusahaan pemegang hak ekspor lobster dinyatakan sebagai penyelundup, harga bibit lobster hanya dibanderol Rp 2.500 per ekornya. "Sudah 3 hari nelayan-nelayan saya nggak turun ke laut. Perusahaan lagi nggak ekspor, terus siapa yang mau beli?" tambahnya. [TIF]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.