Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Pemerintah mewaspadai anomali cuaca, sesuai yang direkomendasikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
“Tantangan yang dihadapi adalah luasnya wilayah, dan berbagai persoalan dinamis di tiap daerah yang berbeda-beda dengan variabilitas cuaca atau micro-climate yang juga dapat berbeda antar wilayah,” kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan(LHK) Siti Nurbaya saat memimpin rapat prediksi, evaluasi cuaca dan iklim untuk antisipasi Karhutla dan banjir di Indonesia, di Jakarta, baru baru ini.
Hingga saat ini, kata Siti, semua pihak, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika(BMKG), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Restorasi Gambut (BRG) masih bekerja lapangan untuk mencegah Karhutla dan terjadinya banjir.
Baca juga : Kondisi Dino Pati Djalal Makin Membaik
Siti mengungkapkan , tahun ini beberapa wilayah dilaporkan sedang terjadi banjir. Hal itu harus dicermati dan antisipasi bersama-sama.
“Khusus untuk karhutla, terus diikuti perkembangan hotspot setiap hari. Evaluasi laporan dari lapangan dipantau setiap pagi dan malam di masa pandemi,” ujarnya.
Pada saat ini, lanjut Siti, tercatat jumlah hotspot sebanyak 1.651 atau dari Januari -September. Pada periode 2019, tercatat 18.333 hotspots, atau terjadi penurunan hotspots hingga 91 persen.
Baca juga : Kontroversi `Pasukan Rajawali`
Siti meningatkan puncak karhutla pada Oktober harus dijaga dengan memaksimalkan kerja Tekhnologi Modifikasi Cuaca ( TMC ) untuk membasahi gambut, mengisi kanal dan embung tetap akan dilakukan.
“TMC untuk wilayah Riau, Jambi dan Sulawesi Selatan, diproyeksikan sudah dapat dihentikan pada Akhir Oktober. Kemudian pada November akan diintensifkan untuk Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur,” ujarnya.
Untuk keperluan pencegahan permanen, lanjut Siti, sudah dilakukan uji coba modifikasi cuaca tahun ini sejak Februari 2020 di Riau.
Baca juga : DKI PSBB Total, Bekasi Antisipasi Lonjakan Wisatawan
Telah berhasil diatasi fase krisis pertama di Riau, maka pada Mei-Juni dilakukan uji coba modifikasi cuaca di Jambi dan Sumsel serta Riau dan dilanjutkan ke Kalimantan barart pada Agustus.
Dari kerja teknis tersebut, lanjut Siti, maka perlu dilakukan kajian empirik dari seluruh peristiwa sejak tahun 2015 hingga sekarang.[NOV]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya