Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Era Pandemi Penuh Ketidakpastian

Produksi Turun, Pemerintah Kudu Impor Beras Sejak Dini

Rabu, 23 September 2020 07:20 WIB
Pemerintah berencana  membuka impor beras  seiring menurunnya produksi beras tahun ini.
Pemerintah berencana membuka impor beras seiring menurunnya produksi beras tahun ini.

RM.id  Rakyat Merdeka - Produksi beras tahun ini diramal mengalami penurunan. Pemerintah disarankan menyiapkan antisipasi sejak dini untuk menghadapi kemungkinan hal tersebut terjadi. Salah satunya, dengan menyiapkan skenario impor.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Rusli Abdullah menilai, dalam kondisi pandemi Corona seperti sekarang, pemerintah perlu melakukan upaya-upaya pemenuhan stok beras secara khusus. 

Meskipun pemerintah yakin produksi pangan nasional tahun ini naik, namun kemungkinan terburuk juga tetap perlu diantisipasi. 

“Pemerintah menargetkan produksi beras kita naik. Tapi kan sekarang sedang pandemi, maka perlu disiapkan langkahlangkah khusus untuk menghadapi kemungkinan penurunan produksi pangan,” saran Rusli saat dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin. 

Baca juga : Gobel Dorong Pemerintah Kembangkan Transportasi Massal Berbasis Rel

Apalagi, lanjut Rusli, banyak kalangan memprediksi tahun ini produksi pangan mengalami penurunan. Jika memang memerlukan impor, maka sejak dini harus disiapkan langkah kerja sama dengan negara lain. 

Dia menuturkan, kondisi di era pandemi penuh ketidakpastian. Bukan tidak mungkin negara produsen beras seperti Vietnam dan Thailand, akan membatasi jumlah ekspornya. Sementara, negara yang membutuhkan beras bukan hanya Indonesia saja. 

“Jika dari sekarang sudah ada perjanjian dengan negara produsen beras, setidaknya Indonesia akan diprioritaskan,” ujar Rusli. 

Namun, Rusli menekankan agar jumlah kuota impor harus disesuaikan dengan kebutuhan. Jangan sampai keberadaan beras impor menjatuhkan harga beras para petani. 

Baca juga : Kembangkan Kendaraan Listrik, Pemerintah Bisa Belajar Dari China

Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso pede stok beras mencukupi hingga akhir 2020. Menurutnya, pihaknya telah menyerap 850 ribu ton selama semester I-2020. 

Jumlah ini setara dengan 60 persen dari target sepanjang tahun, yang dipatok di angka 1,4 juta ton. 

“Realisasi serapan Bulog bertambah menjadi 931.577 ton. Adapun stok Bulog saat ini sudah berjumlah 1,42 juta ton,” ungkap Buwas saat ditemui Rakyat Merdeka di Gudang Bulog Jakarta, beberapa waktu lalu. 

Saat ditanya soal potensi kehilangan stok untuk kebutuhan penyaluran beras untuk program keluarga harapan (PKH), Buwas menyatakan, pihaknya akan meningkatkan penyerapan untuk menggantikannya. 

Baca juga : Komisi VII Minta Pemerintah Tidak Manjakan Smelter Asing

“Kami pasti menyerap beras lagi, karena target stok kami harus 1 sampai 1,1 juta ton. Kalau 450 ribu ton keluar (untuk PKH) kami harus segera gantikan sebanyak itu juga. Stok kami saat ini sekitar 1,4 juta ton,” ucap Buwas. 

Turun 4,7 Persen Pakar Pertanian dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Dwi Andreas Santosa memperkirakan produksi beras diperkirakan turun 4,7 persen. Hal itu terjadi antara lain karena terjadi kemunduran musim tanam. 

“Tahun ini kemungkinan stok beras akan ada kekurangan,” ujarnya dalam diskusi virtual. 

Dia mengingatkan, stok beras Bulog saat ini sudah di posisi 1,4 juta ton. Jauh berkurang jika dibandingkan pada Juni 2019, di mana stok beras Bulog masih 2,2 juta ton. “Artinya, stok beras Bulog sudah berkurang 800 ribu ton,” katanya. [JAR]
 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.