Dark/Light Mode

Program Bank Sampah Banyak Keluhan

DPR Ingin Pemerintah Aktif Di Gerakan Plastic Exchange

Minggu, 6 September 2020 09:04 WIB
Aktivitas di Bank Sampah (Foto: Istimewa)
Aktivitas di Bank Sampah (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Senayan mendorong pemerintah dan pelaku usaha untuk lebih masif lagi menekan penggunaan plastik di masyarakat. Karena, selama ini upaya mengurangi limbah plastik tidak maksimal karena kurangnya inovasi dan lemahnya pelibatan masyarakat secara aktif.

Anggota Komisi VI DPR I Nyoman Parta mengatakan, sebetulnya dari dulu (pemerintah) sudah terlibat dalam pengelolaan (sampah) dalam menjaga kebersihan lingkungan. “Cuma pola-polanya tidak diimprovisasi,” sentilnya. 

Baca juga : Azis Syamsuddin Puji Nota Protes Menlu Terkait Pembakaran Al-Qur`an di Swedia

Menurut Nyoman, salah satu program pemerintah dalam mengurangi sampah atau limbah plastik adalah ‘Bank Sampah’. Namun, program ini banyak mendapat keluhan masyarakat. Pertama, Bank Sampah dalam memberikan hitungan-hitungan dalam Buku Tabungan Bank Sampah, prosesnya agak lama. Malah yang terjadi, sampah plastik yang telah terkumpul sama sekali tidak diambil. Kedua, masyarakat tidak termotivasi karena untuk dapat mengkonversi sampah dalam bentuk rupiah ternyata butuh waktu yang cukup lama. 

“Terus plastik yang dikumpulkan hanya plastik-plastik yang berharga. Sementara (plastik) kresek tidak mau. Sampah dalam bentuk saset shampo, kopi, bungkus mie instan, itu tidak diambil. Sehingga walaupun ada bank sampah, lingkungan kita masih dipenuhi oleh sampah. Sungai, got dan saluran air kita masih banyak sekali ditemukan,” katanya. 

Baca juga : Azis Syamsuddin Apresiasi Kepemimpinan Indonesia di Dewan Keamanan PBB

Karena itu, dia menyarankan agar konsep Bank Sampah ini bisa lebih inovatif dengan melibatkan masyarakat secara aktif. Salah satunya, dengan kombinasi Gerakan Plastic Exchange atau gerakan mengubah sampah plastik menjadi pangan atau uang. Gerakan ini hanya memerlukan kolaborasi dari seluruh elemen masyarakat dan pemerintah untuk sama-sama memerangi masalah sampah plastik ini. 

“Kelebihan dari program Plastic Exchange ini adalah, masyarakat menjadi sangat antusias. Dan gerakan yang kita lakukan ini sudah merupakan yang ke-40 kalinya dan masyarakat sangat antusias,” kata penggagas Gerakan Plastic Exchange ini atau gerakan mengubah sampah menjadi pangan atau uang di Provinsi Bali ini. 

Baca juga : Komisi VIII: Perempuan Dan Anak Adalah Kunci Kemajuan Bangsa

Nyoman sudah 9 tahun melakukan Gerakan Plastic Exchange ini. Hasilnya, masyarakat sangat antusias karena ada motivasi dari masyarakat untuk mengumpulkan limbah plastik dengan imbalan alat penukar yang lebih berat yakni berupa pangan seperti beras dan buah atau dalam bentuk uang. “Ide Plastic Exchange justru mampu memotivasi kita untuk mengambil sampah-sampah yang tidak bertuan, yang ada di sungai, di got, yang selama ini tidak tersentuh oleh bank sampah,” katanya. 
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.