Dark/Light Mode

Di FGD Alumni Universitas Hasanuddin

Kemenhub Dukung Kegiatan Perawatan Kapal Laut Di Sulsel

Jumat, 8 Maret 2019 09:56 WIB
FGD Alumni Univ. Hasanuddin dalam rangka praevent Seminar Nasional Industri Maritim yang rencananya, digelar pada 20 Maret di Makassar. (Foto : suaramerdeka.com/Budi Nugraha)
FGD Alumni Univ. Hasanuddin dalam rangka praevent Seminar Nasional Industri Maritim yang rencananya, digelar pada 20 Maret di Makassar. (Foto : suaramerdeka.com/Budi Nugraha)

 Sebelumnya 
Pembicara lain, Ir Romeo Hasan Bisri, Ketua Bidang Repair Kapal DPP Iperindo (Ikatan Perusahaan Industri Kapal dan Lepas Pantai Indonesia) mengatakan, dari kesejarahan, Sulsel adalah sejarah maritim. Seperti perniagaan maritim, bagian sentra pelabuhan di nusantara, perkembangan galangan kapal Phinisi.

“Jadi potensinya sangat besar, tapi kenapa kok industri perkapalan di Sulsel malah tertinggal dengan sektor lain, atau kalau berkembang namun perkembangannya berjalan perlahan,” katanya.

Baca juga : Perusahaan Jasaboga, Perbaiki Kualitas Makanan Khas Lokal

Romeo mengatakan, kondisi industri maritim di Indonesia menunjukkan hanya 12 persen kapal yang beroperasi di Indonesia Timur, sebagian besar yaitu 88 persennya beroperasi di Indonesia Barat.

“Banyak penyebabnya, salah satunya karena di Sulsel biaya pengangkutan kapal laut maupun dok relatif mahal dibandingkan di Jawa, misalkan di Cirebon maupun Surabaya,” katanya.

Baca juga : Pasca Pilpres, Bisnis Properti Makin Moncer

Karena itu, kata dia, dibutuhkan dukungan pemerintah dalam mewujudkan Sulsel sebagai industri perkapalan khususnya di bagian Timur. Dukungan itu antara lain bisa lewat kebijakan insentif fiskal, pelaksanaan TKDN Inpres 2/2009, jaminan ketersediaan material untuk mendukung industri perkapalan dengan harga yang kompetitif, pengembangan industri penunjang perkapalan agar kandungan lokal bisa tinggi, memperkuat SDM.

“Dibutuhkan juga kawasan khusus industri perkapalan. Jika semua itu bisa dilaksanakan, saya op￾timis Sulses akan menjadi leading industri perkapalan nasional,” katanya.

Baca juga : Kantong Plastik Berbayar Cuma Buat Cari Untung?

Ketua Bidang Industri Kapal DPP Iperindo Sophan Sophian menilai, yang pertama bisa dilakukan Sulsel adalah mengembangkan industri perbaikan kapal saja, yang membutuhkan biaya relatif kecil dibanding harus memaksakan langsung membangun galangan kapal besar.

“Dari situ saja dulu, saya kira lama kelamaan akan semakin membesar,” ujarnya. ■ JAR

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.