Dark/Light Mode

Gandeng Inka

Swiss Mau Bangun Pabrik Kereta Api Di Banyuwangi

Senin, 11 Maret 2019 06:53 WIB
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno (kedua kiri) di dampingi Duta Besar RI Untuk Bern Muliaman D Hadad menerima pemilik perusahaan Stadler Rail Peter Spuhler (kanan) di Jakarta (foto: Ist)
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno (kedua kiri) di dampingi Duta Besar RI Untuk Bern Muliaman D Hadad menerima pemilik perusahaan Stadler Rail Peter Spuhler (kanan) di Jakarta (foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Produsen kereta api asal Swiss, Stadler Rail akan bangun pabrik kereta api di Banyuwangi. Dalam pembangunannya, perseroan menggandeng PT Industri Kereta Api (Inka). Nilai investasinya mencapai 210 juta dolar AS atau sekitar Rp 3 trilun.

Hal tersebut diutarakan oleh pemilik perusahaan Stadler Rail Peter Spuhler dalam serangkaian pertemuan dengan Menteri BUMN Rini Soemarno, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, dan Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan di Jakarta Rabu (6/3) lalu.

Dalam kunjungan ini, Peter Spuhler didampingi Duta Besar RI Bern Muliaman D Hadad. Pimpinan Inka dan Ketua Komite Indonesia Swiss Asian Chamber of Commerce juga ikut serta dalam pertemuan dengan Menteri-menteri yang dikunjungi.  

Stadler Rail dan Inka akan membangun joint venture di Banyuwangi untuk memproduksi kereta api regional, light rail vehicle dan kereta dalam kota atau Metro. Pembangunan dimulai 2020 dengan kapasitas 250 unit pertahun dan 500 unit pada 2025. Kemudian pada 2030 kapasitasnya 1000 unit per tahun.  

Baca juga : Hore, Banyuwangi Bakalan Punya Pabrik Kereta

Dalam strategi pendayagunaan sumber domestik, pihak Stadler menjelaskan beberapa tahapan yang akan dilalui. Tahap pertama, selama dua tahun adalah rekrutmen tenaga kerja domestik, pembangunan supply chain dan perencanaan pembangunan.

Hal ini dilanjutkan dengan progran train the trainer, pengenalan budaya kerja Stadler dan kemampuan membangun jaringan. Pengiriman staf inti Stadler ke Indonesia adalah tahap berikutnya. Mereka ini akan kembali ke Swiss setelah staf Indonesia dalam menjalankan operasi pabrik sepenuhnya.  

Pihak Stadler juga memaparkan target market hasil produksi Stadler Inka selain untuk memenuhi kebutuhan pasar Indonesia, juga untuk negara Asia, Pasifik serta Afrika Sub Sahara. Hubungan historis Indonesia dengan Afrika merupakan nilai tambah dalam mempermudah pemasaran produksi Stadler Inka ke Afrika.

“Tidak hanya hanya kebutuhan domestik yang tinggi, produksi Stadler Inka ini juga dapat dipasarkan di pasar ASEAN, Australia dan negara negara Afrika,” ujar Duta Besar RI Bern Muliaman D Hadad.

Baca juga : Bawaslu Bakal Patroli Di Masa Tenang

Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan, kebutuhan akan transportasi darat merupakan salah satu fokus pembangunan infrastruktur Indonesia. Menurut dia, Inka telah memainkan peran penting dalam memasok kebutuhan kereta api di Indonesia.

“Adanya keterlibatan mitra asing yang mempunyai teknologi tinggi akan meningkatkan kapasitas Inka dalam memenuhi kebutuhan transportasi darat Indonesa" ujar Rini. Dia juga menekankan pentingnya program pendidikan vokasi yang melibatkan dunia industri untuk mencetak generasi kerja siap pakai.  

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengatakan, Indonesia akan dapat memberikan fasilitas tax holiday jika nilai investasi lebih dari 200 juta dolar AS. Fasilitas lebih lanjut diberikan jika Stadler membangun fasilitas pendidikan vokasi, khususnya vokasi perkeretaapian.  

Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan juga mengatakan, bahwa investasi Stadler dalam penciptaan lapangan pekerjaan dan membangun talent di bidang perkeretapian akan mendorong daya saing ekonomi Indonesia.  

Baca juga : Kemenperin Kerek Jumlah Wirausaha Baru

Untuk diketahui, pimpinan Stadler dan Inka telah menandatangani Head of Statement untuk membangun pabrik di Banyuwangi. Penandatanganan ini dilakukan dihadapan Bupati Banyuwangi Azwar Anas pada 7 Maret 2019.   Investasi Stadler di Indonesia merupakan tindak lanjut dari pendekatan kepada Stadler yang dilakukan Duta Besar RI Bern Muliaman Hadad dan Ketua Komite Indonesia SACC Jesse NG dari Bajak GmbH.

Pihak Inka juga telah mengunjungi Stadler di Bussnang, Swiss dan delegasi Stadler telah bertemu dengan pimpinan Inka dan meninjau fasilitas pabrik Inka di Madiun. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.