Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Tiga Hari Cuma Laku Satu Unit

Bisnis Properti Butuh Obat Kuat

Jumat, 23 November 2018 13:01 WIB
KETUA Umum Dewan Pengurus Pusat Real Estate Indonesia (REI), Soelaeman Soemawinata . (Foto: IG @soelaeman.soemawinata)
KETUA Umum Dewan Pengurus Pusat Real Estate Indonesia (REI), Soelaeman Soemawinata . (Foto: IG @soelaeman.soemawinata)

RM.id  Rakyat Merdeka - Real Estate Indonesia (REI) mengaku penjualan properti selama empat tahun terakhir nyaris jalan di tempat. Dulu, dalam satu hari bisa laku tiga unit. Sekarang untuk menjual satu unit saja butuh waktu tiga hari. Industri properti sepertinya butuh obat kuat alias insentif biar jreng lagi jualannya.

KETUA Umum Dewan Pengurus Pusat REI, Soelaeman Soemawinata mengatakan, sektor usahanya tengah berjalan lambat. Bahkan tidak sedikit pengembang yang mengeluh lantaran sulitnya jualan. "Kita semua tahu bahwa industri properti sedang dalam keadaan yang sangat memprihatinkan. Sudah hampir tiga sampai empat tahun kita tidak bisa bergerak untuk tumbuh," ujarnya di Jakarta, kemarin.

Baca juga : Luhut Dan Brodjo Tepis Asing Bakal Jajah UMKM

Ada tiga faktor yang bisa membuat industri properti tetap berjalan. Pertama, margin yang dimiliki harus mampu memenuhi eskalasi biaya usaha. Kedua, margin yang ada harus mampu mendukung reinvestasi proyek-proyek baru. Ketiga, margin yang ada harus mampu membayar kredit perbankan.

Namun, kondisi ekonomi yang sulit membuat propeti kurang dilirik masyarakat. Alhasil, faktor pertama dan kedua belum bisa tercapai. Bukan cuma pengusaha, melainkan pegawai yang bekerja terkena dampak dari lesunya penjualan properti.
"Dari tiga margin ini, dua sudah tidak kita lakukan lagi. Saya dengar tiga sampai empat tahun ada karyawan tidak dapat bonus, kenaikan gaji, dan lain lain. Kemudian banyak pengembang yang tidak reinvestasi lagi. Jadi menggunakan aset-aset yang ada," ungkapnya.

Baca juga : Jokowi: Kebijakan Investasi Dievaluasi Secara Berkala

Selain tantangan di dalam negeri, faktor eksternal juga kian mempersulit industri ini. Tantangan global seperti suku bunga acuan hingga nilai tukar dolar AS ikut memperumit keadaan. Dia berharap, pemerintah segera turun tangan untuk memperbaiki perekonomian. Sebab dukungan pemerintah sangat diperlukan guna mendongkrak industri properti yang saat ini lesu.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.