Dark/Light Mode

Ademkan Polemik Relaksasi DNI

Jokowi: Kebijakan Investasi Dievaluasi Secara Berkala

Kamis, 22 November 2018 14:59 WIB
Presiden RI, Joko Widodo. (Foto; IG @jokowi)
Presiden RI, Joko Widodo. (Foto; IG @jokowi)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kebijakan investasi akan dievaluasi secara berkala. Presiden Jokowi ingin regulasi tidak sekadar untuk menciptakan lapangan kerja saja, tetapi juga memperkuat pelaku ekonomi domestik.

Perintah Presiden Jokowi kepada para menterinya agar melakukan evaluasi kebijakaninvestasi bukan sekadar instruksi biasa tetapi juga sekaligus mengademkan banyaknya protes terhadap relaksasi Daftar Negatif Investasi (DNI). Dalam regulasi itu, pemerintah memperluas pintu masuk investor asing dan membolehkan menyuntikkan modal hingga 100 persen pada 25 sektor usaha. Tak hanya itu, aturan baru juga dikhawatirkan menekan pelaku  usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Baca juga : Pemadaman Listrik Massal, 4 Rangkaian Kereta Dievaluasi

“Saya minta agar kebijakankebijakan terkait dengan investasi, insentif perpajakan, perlu kita evaluasi secara berkala sehingga lebih menarik dibandingkan negara lain. Selain itu, bisa betul-betul bisa berjalan efektif,” ungkap Jokowi saat menggelar rapat terbatas membahas khusus investasi di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, kemarin.

Jokowi menekankan, kebijakan tidak boleh hanya berfokus kepada penciptaan lapangan kerja baru dan menurunkan angka pengangguran saja. Tetapi, kebijakan harus mampu memperkuat pelaku ekonomi domestik.

Baca juga : Kadin & Apindo Satu Suara

Jokowi ingin insentif pada bidang investasi diarahkan kepada sektor untuk memperkuat industri dalam negeri dan memperkuat ekonomi nasional. Sehingga ke depan dapat mengurangi impor bahan baku. Soal insentif perpajakan, Jokowi mengusulkan agar insentif diberikan kepada investasi yang memperkuat industri dalam negeri khususnya berorientasi
ekspor agar bisa memberikan nilai tambah.

“Khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah dengan memanfaatkan peluang teknologi yang ada, serta mendorong kemitraan usaha besar dengan usaha menengah, kecil dan mikro,” pintanya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.