Dark/Light Mode

KTT G20 Riyadh

Dukung Negara Miskin Tangani Covid, Relaksasi Pembayaran Utang Disetujui

Minggu, 22 November 2020 09:42 WIB
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (Foto: BPMI)
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (Foto: BPMI)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, ada 2 fokus pembahasan ekonomi dalam pertemuan KTT G20 di Riyadh, Arab Saudi yang digelar secara virtual, Sabtu (21/11). Yaitu, soal finance track dan sherpa track.

Finance track adalah upaya pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19, termasuk pembiayaan Corona serta relaksasi pembayaran utang bagi negara berpendapatan rendah.

“Hari pertama pada pemulihan ekonomi dan kondisi ekonomi global, seluruh leader atau pimpinan negara menyampaikan dukungan dari sisi kebijakan, untuk bersama-sama memulihkan ekonomi akibat Covid-19 yang sangat luar biasa,” ujarnya.

Baca juga : Relawan Solid Bantu Pemerintah

Pandemi Covid-19 telah menyebabkan dampak yang sangat luar biasa di berbagai negara. Oleh karena itu, semua negara melakukan kebijakan bersama-sama untuk menangani COVID-19 dan mengembalikan perekonomian agar pulih kembali.

Karena itu, dukungan kebijakan perekonomian dan keuangan terutama di bidang fiskal, moneter perlu dilakukan dan terus kembali. Sebab, meskipun pada kuartal III banyak perekonomian di negara G20 sudah menunjukkan adanya pembalikan, namun itu masih sangat awal dan masih sangat rapuh.

"Finance track membahas agar kebijakan-kebijakan untuk mendukung pemulihan ekonomi tetap dilakukan dan jangan ditarik terlalu dini. Artinya, kebijakan fiskal, moneter, dan regulasi sektor keuangan harus tetap dijalankan sampai ekonomi betul-betul pulih secara kuat,” terang Sri Mul.

Baca juga : Hijaukan Kawasan Pesisir Balongan, Pertamina Kembangkan Desa Wisata Pantai Tirta Ayu

KTT G20 juga membahas mengenai Debt Service Suspension Initiative (DSSI), yaitu inisiatif untuk memberikan fasilitas relaksasi bagi pembayaran utang negara-negara miskin, yang saat ini dihadapkan pada kondisi ekonomi dan fiskal yang sangat sulit.

"Dalam pembahasan yang kemudian didukung oleh lembaga multilateral, seperti IMF dan Bank Dunia, menyepakati untuk memberikan relaksasi cicilan utang. Yang awalnya jatuh tempo pada sampai akhir tahun ini, diperpanjang hingga pertengahan tahun 2021,” papar Sri Mul.

Inisiatif ini bertujuan agar negara yang berpendapatan rendah dapat memiliki ruang fiskal, untuk bisa menangani Covid-19.

Baca juga : Tangani Covid, 1.147 Tenaga Kesehatan Tambahan Siap Bertugas

Telah disepakati penundaan pembayaran utang untuk 46 dari 77 negara, yang memenuhi syarat untuk ikut di dalam DSSI.

“Di dalam KTT ini, nanti akan disepakati bahwa hal itu penting untuk mendukung negara-negara miskin. Agar mereka memiliki ketahanan lebih untuk menangani Covid-19. Treatment terhadap utang juga bisa disamakan dengan negara-negara yang selama ini tergabung di dalam  atau di luar Klub Paris. Ini menjadi salah satu hal yang sangat penting,” pungkas Sri Mul. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.