Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Menkeu Percayakan Erick Kelola Indosat dan Bukopin

Jumat, 4 Desember 2020 04:29 WIB
Menkeu Sri Mulyani dan Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto: Ilustrasi/Istimewa).
Menkeu Sri Mulyani dan Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto: Ilustrasi/Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyerahkan sejumlah aset kepada Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Antara lain, PT Indosat Tbk dan PT Bank Bukopin Tbk. Di tangan Menteri Erick, kinerja kedua perusahaan itu diharapkan bisa membaik.

“Kami dipercaya dan diminta mengelola beberapa aset dari Kemenkeu, yang sudah ditransfer ke kami, seperti Bukopin, Indosat, dan aset di BUMN lain ­ nya,” ungkap Menteri BUMN Erick Thohir, belum lama ini.

Seperti diketahui, negara tidak lagi memiliki saham mayoritas di Indosat dan Bukopin. Di Indosat, pemerintah masih memiliki sekitar 776 juta lembar saham (14,29 persen) dari total 4,7 miliar lembar saham Indosat. Saham mayoritas atau sekitar 65 persennya dimiliki oleh Qatar Telecom (QTel) melalui Ooredoo Asia Pte.Ltd. Kemudian, sisanya saham publik sebesar 20,71 persen.

Baca juga : Menerka-nerka Kepala Daerah

Di Bukopin, pasca pembelian besar-besaran investor dari Korea Selatan (Korsel) yaitu KB Kookmin Bank, Bukopin dikuasai Kookmin sebesar 67 persen, saham publik termasuk Kopelindo sebesar 18,14 persen, Bosowa Corporindo 11,68 persen. Dan, saham milik negara hanya 3,18 persen. Meski tak lagi menguasai dua perusahaan tersebut, namun kepemilikan negara masih ada di dalamnya.

Pengamat Keuangan sekaligus Head Of Research Division PT Universal Broker Indonesia Satrio Utomo menjelaskan, pemerintah masih memiliki hak dalam kedua perusahaan tersebut. Sehingga, nasib kedua perusahaan itu memang perlu menjadi perhatian pemerintah.

“Saya kira Kementerian BUMN perlu mengambil langkah untuk turut menyehatkan keduanya yang sekarang bisnis ­ nya stagnan. Ibaratnya, negara masih punya hak veto di sana,” imbuh Satrio kepada Rakyat Merdeka.

Baca juga : Perusahaan Indonesia Akan Buka Pabrik Sabun Di Tanzania

Sejauh ini, Satrio menilai, kinerja dua perusahaan ini jalan di tempat. Padahal sebelumnya, Indosat pernah mengalami perkembangan pesat. Bahkan sempat mengalahkan Telkomsel, sebagai penguasa jaringan provider saat ini. Kinerja Indosat agak tertinggal sejak kepemilikan berpindah.

Begitu juga dengan Bukopin. Bank ini tidak mengalami perkembangan. Bahkan, sempat diterpa isu collapse.

“Pemerintah memang memberikan kesempatan bagi asing untuk memiliki saham BUMN. Namun, masih adanya saham merah putih di sana, maka pengawasan dan beban untuk memajukan perusa ­ haan tetap dimiliki pemerintah,” bebernya Satrio mengatakan, pemerintah bisa saja melakukan buyback saham (membeli kembali) jika ingin memiliki dua perusahaan itu. Tapi, hal itu tidak bisa cepat diputuskan karena harus melihat perkembangan bisnis pasar global. Karena jika salah, uang negara yang dipertaruhkan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.