Dark/Light Mode

Pasokan Ayam Tinggi, Peternak Ngarep Pemerintah Kendalikan Produksi

Jumat, 11 Desember 2020 15:17 WIB
Peternakan ayam broiler. (Foto: Ist)
Peternakan ayam broiler. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Peternak ayam broiler meminta pemerintah menjaga permintaan dan pasokan ayam potong. Yakni dengan memperpanjang Surat Edaran (SE) yang memotong pasokan agar harga pokok produksi (HPP) serta harga di tingkat peternak tetap terjaga.

Peternak Ayam Mandiri asal Jawa Timur, Kholiq menuturkan, pemerintah kudu melanjutkan kebijakan pengendalian pasokan ayam broiler. Menurutnya, harga saat sudah cukup baik berkat pelaksanaan SE Cutting Hatching Egg (HE) dan afkir dini Parent Stock (PS) sejak Agustus 2020.

Kata dia, aturan ini sangat tepat. Dia pun meminta, dalam jangka pendek, pemerintah mengeluarkan kembali SE hingga Februari. Mengingat jumlah day old chick (doc) masih berlebihan. "Sementara dalam jangka panjang, pemerintah harus mengontrol impor Grand Parent Stock (GPS) ayam sesuai dengan permintaan atau sejumlah maksimal 680 ribu ekor," pinta Kholiq dalam keterangannya, Jumat (11/12).

Baca juga : Asosiasi Petani Tebu Ajak Pemerintah Kembangin Bio Energi

Selain itu, dia meminta pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah yang isinya sesuai dengan Permentan 32 Tahun 2017 tentang Penyediaan, Peredaran, dan Pengawasan Ayam Ras dan Telur Konsumsi. Bagi pabrikan yang tidak patuh SE, lanjutnya, pemerintah harus menghentikan izin impor GPS dan ditahan izin impor bahan bakunya. "Agar ada efek jera terhadap pelaku dan menghilangkan kebiasaan melecehkan SE pemerintah," tambahnya.

Dia juga meminta pemerintah membuka data Setting Hatching Record (SHR) dan data potensi doc pada 2021 dibuat per bulan. Karena, kedua data ini sangat dibutuhkan peternak mengendalikan produksi sedari dini.

Terkait dampak Covid-19 terhadap peternak ayam broiler, kata Kholiq, pemerintah mestinya membantu meningkatkan permintaan ayam broiler yang kini lagi turun. Langkah yang dapat diambil dengan memberikan bantuan sosial berupa daging ayam. "Ini tentu dapat meningkatkan permintaan ayam broiler," sarannya.

Baca juga : Bulog Sukses Tuntaskan Program Bantuan Pemerintah Sepanjang 2020

Ketua Umum Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Indonesia Singgih Januratmoko menuturkan, daya beli masyarakat terhadap ayam broiler masih stagnan, baru pulih sekitar 50-60 persen.

"Kondisi over supply masih terjadi karena impor GPS pada 2018 terlalu banyak. Selain itu, secara daya beli masyarakat masih stagnan baru pulih 50-60 persen," ungkapnya.

Singgih menilai, kelebihan pasokan ayam di dalam negeri tidak serta merta dapat membuat ayam-ayam dapat diekspor. Karena, harga daging ayam asal Indonesia belum dapat bersaing dengan daging dari luar negeri. Singgih menyayangkan kelebihan suplai ayam broiler. Padahal, Indonesia berpotensi menjadi salah satu negara yang dapat mengekspor produk ayam. Namun karena harga bahan baku pakan yang terlalu tinggi, HPP turut membengkak.

Baca juga : Masyarakat Dukung Pemerintah Pastikan Vaksin Aman Dan Halal

"Jadi tidak bisa bersaing secara internasional. Pemerintah saat ini harus terus menjaga produksi antara suplai dan permintaan masyarakat. Kelebihan suplai saat ini dapat diantisipasi dengan melakukan cutting HE dan afkir dini PS," pungkasnya.

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Ditjen PKH) Kementan sebelumnya telah mengeluarkan aturan mengenai pengurangan pasokan yang agresif di hulu melalui Cutting Hatching Egg (HE) dan afkir dini Parent Stock (PS), sehingga jumlah final stock ayam dapat berkurang drastis.

Penerbitan SE Cutting HE dan Afkir Dini PS yang dilakukan sejak akhir Agustus oleh Ditjen PKH telah menunjukkan hasil dan bikin harga ayam merangkak naik. Dengan implementasi pengurangan supply yang baik ini, harga ayam di tingkat peternak sudah membaik sesuai dengan acuan harga yang ditetapkan kementrian perdagangan yakni Rp 19.000-21.000 per kilogram. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.