Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Diungkapkan Sri Mulyani
Surat Utang Buat PEN Paling Banyak Dibeli Emak-emak
Selasa, 22 Desember 2020 14:48 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Menteri Keuangan, Sri Mulyani mengatakan, pendanaan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebagian besar berasal dari dalam negeri melalui surat utang negara. Nah, surat utang negara paling banyak dibeli ibu-ibu.
“Sebanyak 56 persen surat obligasi negara yang kita keluarkan dibeli oleh ibu-ibu,” ujar Sri Mulyani dalam acara Outlook Perekonomian RI 2021 di Jakarta, Selasa (22/12).
Baca juga : Vaksinasi 180 Juta Penduduk, Sri Mulyani: Pemerintah Butuh Teknologi Memadai
Menurut Sri Mulyani juga menegaskan, data ini menepis anggapan mayoritas pembiayaan PEN dari asing.
Eks Direktur Pelaksaan Bank Dunia ini menjelaskan ada beberapa jalur pembiayaan PEN. Di antaranya sinergi berbagi beban dengan Bank Indonesia (BI) yang menyediakan pendanaan secara langsung mencapai sekitar Rp 395 triliun dengan suku bunga nol persen.
Baca juga : Layanan Contact Center PLN Dipercaya Banyak Pelanggan
Kemudian, BI juga secara khusus membeli surat berharga negara (SBN) pemerintah sekitar Rp 180 triliun untuk mendukung pendanaan UMKM dan korporasi dengan suku bunga satu persen di bawah reverse repo. Sisanya, dipenuhi melalui penerbitan surat utang negara di dalam negeri termasuk Rp 80 triliun yang diterbitkan secara ritel dan dibeli oleh masyarakat.
Surat utang negara yang konvensional dan syariah inilah yang mayoritas dibeli oleh wanita utamanya ibu-ibu mencapai 56 persen dan juga dibeli generasi milenial. Pembeli lainnya adalah perbankan Indonesia karena melimpahnya dana pihak ketiga (DPK).
Baca juga : Ma`ruf Merasa Sedang Main Badminton Double
Selain itu, pemerintah juga mendapatkan pembiayaan yang berasal dari pinjaman bilateral dan multilateral dengan porsi yang lebih kecil dibandingkan surat utang di dalam negeri.
“Jadi kalau disebutkan bahwa mata uang asing atau surat utang luar negeri dominan itu sama sekali tidak benar,” katanya. [DIT]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya