Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - PT Pupuk Indonesia (Persero) sepanjang 2018 telah melakukan ekspor pupuk sebanyak 1,9 juta ton. Perseroan pun masih menargetkan jumlah yang sama tahun ini. Perseroan pasang target aman.
Direktur Utama Pupuk Indonesia Aas Asikin Idat mengatakan, total produksi pupuk tahun ini mencapai 13,5 juta ton. Di mana sebanyak 8,8 juta ton nya merupakan penugasan untuk penyaluran pupuk bersubsidi dalam negeri.
"Kita utamakan untuk kepentingan dalam negeri. Kita berhitung sekali mana untuk domestik dan ekspor. Ekspor tahun lalu sekitar 1,9 juta ton, tahun ini kurang lebih sama," ujarnya saat ditemui Rakyat Merdeka di Karawang, baru-baru ini.
Baca juga : Genoa Tak Berani Pasang Terget Menang
Berdasarkan data yang ada, realisasi ekspor tahun 2018 terdiri dari Urea sebanyak 1.141.720 ton, NPK sebesar 143.558 ton, Amoniak sebesar 659.705 ton, dan ZK sebanyak 12.090 ton.
Ia menyebutkan, ekspor pupuk ke banyak negara, seperti Rusia, Amerika Serikat, Vietnam, Bangladesh, China, Thailand, Selandia Baru dan sejumlah negara lainnya. Namun, ditegaskan dia, ekspor dilakukan sesuai ketentuan yang ada, yakni kesepakatan antara Pupuk Indonesia sebagai produsen, Kementerian Pertanian (Kementan) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag).
Direktur Pemasaran Pupuk Indonesia Achmad Tosin Sutawikara mengatakan, ketiga pihak ini bersama-sama menghitung berapa banyak stok yang harus ada, jumlah produksi, dan berapa untuk pangan sampai nanti ada potensi untuk ekspor.
Baca juga : Besok TDL Turun, 21 Juta Pelanggan Dapat Berkah
“Hasil perhitungan untuk ekspor itu kemudian disepakati oleh ketiga pihak, lalu izinnya diurus," terangnya.
Saat ini, pihaknya sedang fokus terlebih dahulu untuk penyaluran pupuk periode Oktober 2018 - Maret 2019 yang akan segera berakhir. Kemudian dilanjutkan dengan penyaluran untuk April - September 2019.
Menurutnya, per 17 Maret 2019 perseroan telah merealisasikan penyaluran pupuk bersubsidi sebesar 1,84 juta ton. Angka itu sudah mencapai 21 persen dari total penugasan pemerintah, yakni 8,87 juta ton sepanjang tahun 2019.
Baca juga : Bidik 1 Juta Ton Kargo, Angkasa Pura II Gaet My Indo Airlines Cargo Freighter
"Jadi, setiap per kuartal penyalurannya sekitar 2,2 juta ton. Bagaimana kalau kebutuhannya lebih besar dari itu? Kita sudah siapkan stok melebihi dari ketentuan yang ada. Hanya tinggal disesuaikan dengan alokasinya saja," bebernya.
Adapun, rincian dari pupuk bersubsidi sebesar 8,8 juta ton itu terdiri dari 3,8 juta ton pupuk urea, 779 ribu ton SP-36, 996 ribu ton ZA, 2,33 juta ton NPK, dan 948 ribu ton pupuk organik. Ia menambahkan, hingga saat ini masih kerap muncul keluhan petani tidak kebagian pupuk bersubsidi.
Ia mengimbau agar para petani tergabung dalam kelompok tani agar terdata oleh dinas pertanian setempat. "Penyalurannya kan harus sesuai yang ditetapkan pemerintah. Kalau kelebihan, bisa jadi masalah. Makanya, di kios itu disosialisasikan pupuk non subsidi. Kita upayakan ada ukuran lebih kecil 5 kg, 10 kg. Jadi, petani tetap bisa beli dengan harga terjangkau," tandasnya. [IMA]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya