Dark/Light Mode

Lutfi Digoyang Tahu Dan Tempe

Selasa, 5 Januari 2021 07:18 WIB
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi (Foto: Istimewa)
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Bagaimana tanggapan pihak Kementerian Perdagangan (Kemendag)? Lutfi belum berkomentar. Yang sudah memberikan penjelasan, yakni Sekretaris Jenderal Kemendag Suhanto.

Suhanto mengaku telah berkomunikasi dengan Gakoptindo guna membantu mensosialisasikan ke konsumen perihal naiknya harga tahu tempe di pasaran. Menurutnya, harga kedelai di pasar internasional naik 9 persen, dari kisaran 11,92 dolar AS per busel menjadi 12,95 dolar AS per busel. "Kemarin sore kami monitor dengan perwakilan kami di Chicago bahwa harga kedelai masih naik," terangnya.

Baca juga : Resolusi Di Tahun Pandemi

Di masa pandemi Corona ini, terjadi perlambatan produksi kedelai dunia. Di saat yang sama, terjadi aksi borong yang dilakukan China pada Desember 2020, dengan membeli kedelai AS hingga dua kali lipat dibandingkan bulan-bulan sebelumnya.

"Seperti yang diketahui, sumber utama kedelai dunia dari Amerika. Maka dari itu, hukum dagang berlaku yakni harga naik ketika permintaan lebih besar dibandingkan pasokannya. Ini masih berlangsung hingga kemarin sore," tuturnya.  

Baca juga : Banteng Tiarap

Orang-orang DPR ikut berkomentar. Anggota Komisi VI DPR Achmad Baidowi mengatakan, persoalan tahu tempe ini menjadi tantangan bagi Lutfi. Politisi PPP ini berharap, Lutfi gerak cepat mengatasinya. "Mudah-mudahan harga segera terkendali,” harap Baidowi, kemarin.

Anggota Komisi VI DPR Herman Khaeron mengatakan, untuk menyelesaikan masalah ini, butuh keseriusan pemerintah dalam menjalankan swasembada pangan. Termasuk kedelai. Sebab, selama ini, pasokan kedelai Indonesia masih bergantung pada impor. Padahal, konsumsi kedelai Indonesia sangat besar. Antara lain, digunakan sebagai bahan baku pembuatan tahu dan tempe.

Baca juga : Habib Luthfi Dipercaya Sebagai Panasehat Kemenag

Herman yakin, jika pemerintah serius, swasembada kedelai bisa terwujud. "Kementerian Perdagangan harus cermat menghitung supply and demand komoditas strategis dalam negeri. Jangan sampai rakyat yang dirugikan," kata Herman. [UMM]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.