Dark/Light Mode

Lutfi Digoyang Tahu Dan Tempe

Selasa, 5 Januari 2021 07:18 WIB
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi (Foto: Istimewa)
Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Baru dua pekan menjabat Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi sudah mendapat ujian berat. Dia dihadapkan masalah klasik tapi rumit, yaitu melonjaknya harga kedelai, yang membuat banyak perajin tahu dan tempe mogok. Persoalan ini menjadi pelik, karena menyangkut perut dan selera kebanyakan orang Indonesia.

Para perajin tahu tempe melakukan aksi mogok produksi selama tiga hari. Mulai 1 sampai 3 Januari. Alasannya, karena harga kedelai melonjak tajam. Dari biasanya Rp 7.200 per kilogram menjadi Rp 9.500 per kilogram. Tahu dan tempe pun sempat menghilang di pasaran.

Kemarin, para perajin tahu tempe berproduksi kembali. "Sudah kembali produksi," kata Ketua Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syaifuddin, saat dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Resolusi Di Tahun Pandemi

Namun, karena harga kedelai masih tinggi, mereka pun menaikkan harga jual tahu dan tempe. "Sudah mulai jualan. Tapi memang harganya kami sesuaikan," ujarnya.

Menurutnya, kenaikan harga tahu tempe merupakan hal wajar. Kenaikannya pun cuma 25 persen. "Untuk tahu dan tempe, ukuran kecil harganya naik dari Rp 4.000 menjadi Rp 5.000. Sementara untuk ukuran besar, naik dari Rp 8.000 menjadi Rp 10.000," terang Aip.

Hal senada diungkapkan Sekretaris Pusat Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Puskopti) DKI Jakarta Handoko Mulyo.

Baca juga : Banteng Tiarap

Dia menyebut, pedagang tahu tempe mulai aktif berjualan. Dia berharap, masyarakat bisa memaklumi kenaikan harga tahu dan tempe. "Untuk masyarakat pecinta tahu tempe, harganya naik," imbuh Handoko.  

Handoko tak ingin kenaikan harga ini terus terjadi. Sebab, dia merasakan masyarakat juga kesulitan. Karena itu, dia meminta Mendag Lutfi segera menyelesaikan masalah ini. "Supaya tata niaga kedelai ditangani Pemerintah dan swasembada kedelai," pinta Handoko.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, produk olahan dari kedelai mengalami inflasi pada Desember 2020. Hal ini terjadi karena imbas kenaikan harga kedelai di pasar global.

Baca juga : Habib Luthfi Dipercaya Sebagai Panasehat Kemenag

"Tahu mentah mengalami inflasi 0,06 persen, tahu tempe mengalami inflasi 0,05 persen," kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto, dalam jumpa pers virtual di Jakarta, kemarin.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.