Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Wow, Kini Banyak Aplikasi Belajar Aksara Nusantara Loh

Senin, 18 Januari 2021 13:24 WIB
Penyelenggaraan lomba membaca aksara Jawa tingkat SMP/SMA di Balai Desa Lerep, Semarang, beberapa waktu lalu. Kegiatan ini diselenggarakan  Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah. (Foto : Istimewa).
Penyelenggaraan lomba membaca aksara Jawa tingkat SMP/SMA di Balai Desa Lerep, Semarang, beberapa waktu lalu. Kegiatan ini diselenggarakan  Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah. (Foto : Istimewa).

 Sebelumnya 
Aksara Bugis terdapat aplikasi Aksara Lontara, Aksara Lontara Bugis, Bugis Keyboard dan Bugis Keyboard Lontara plugin. Aksara Sunda di antaranya Belajar dan Mengenal Aksara Sunda, Konverter Aksara Sunda, Sunda App (Aksara Dan Kamus) dan lainnya.

"Untuk pembelajaran, tentu kami anjurkan untuk punya aplikasi. Ternyata memang generasi muda sekarang meskipun ada pelajaran bahasa Jawa, tetapi mereka juga kesulitan untuk menulis aksara Jawa," imbuhnya.

Saat ini, lanjut Ganjar, ada delapan aksara di Indonesia dari 12 aksara daerah dari berbagai provinsi yaitu aksara Jawa, aksara Bali, aksara Sunda Kuno, Bugis (aksara Lontara), aksara Jambi, aksara Lampung, aksara Batak Karo, aksara Pakpak, aksara Simalungun, aksara Toba, aksara Mandailing dan aksara Krinci (rencong).

Baca juga : `5 Siap` Jadi Syarat Belajar Tatap Muka

Dari 12 aksara ini di Kemenkominfo sudah dikelola oleh Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) dengan meng-unicode delapan aksara, Bali, Batak, Jawa, Bugis, Batak, Rejang dan Sunda, variannya di Sunda yang juga banyak ragamnya.

"Informasinya seperti ini yang kurang digaungkan, kami mengadakan revitalisasi aksara Jawa para pemangku kepentingan, guru-guru juga tidak tahu, sepertinya perlu diberitakan," ucapnya.

Untuk bisa melestarikan aksara di era digitalisasi ini, yang pertama perlu dilakukan adalah sikap generasi muda yang harus bangga dulu mempunyai bahasa dan aksara tersebut. "Anak muda pelru didorong untuk tahu.

Baca juga : Galaxy A01 Bantu Siswa Belajar Jarak Jauh

Karena sudah banyak aplikasi yang memfasilitasi menulis aksara, yang penting cinta ke bahasanya dulu, biasanya nanti akan cari tahu menulis aksaranya," urai Ganjar.

Ia membeberkan, dari 718 bahasa di Indonesia, hanya 12 daerah yang memiliki aksaranya sendiri 12. Sisanya 706 bahasa tak memiliki aksara. "Tugas kami memfasilitasi dengan aksara latin," imbuhnya.

Misalnya di Badan Bahasa Kemendikbud, juga memfasilitasi membuat ortografis yang hanya lisan, mengajarkan kamusnya, kemudian membuatkan sistem aksara dalam bahasa latin. "Misalnya ucapan beuh di wilayah timur peulisan aksara latinnya seperti apa," jelas Ganjar.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.