Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bisa Disulap Jadi Produk Komestik

Malaysia Beli 2 Ribu Ton Per Bulan Limbah Sawit Indonesia

Rabu, 17 Februari 2021 19:05 WIB
Ilustrasi (Foto: Indonesia)
Ilustrasi (Foto: Indonesia)

RM.id  Rakyat Merdeka - Indonesia dan Malaysia bersinergi mendorong peningkatan nilai perdagangan minyak kelapa sawit kedua negara. Sinergi itu diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) palm sludge oil (limbah sawit) Indonesia oleh Malaysia, sebanyak 2 ribu ton per bulan selama dua tahun ke depan.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan (Kemendag), Kasan mengatakan, lewat penandatanganan MoU itu diharapkan kedua negara dapat saling bersinergi mendorong peningkatan nilai perdagangan minyak sawit.

"Bersama-sama kita terus melakukan diplomasi kelapa sawit, mempromosikan kelapa sawit di pasar global, serta melawan isu miring seputar minyak kelapa sawit," ujar Kasan, melalui keterangan yang diterima, Rabu (17/2).

Kementerian Perdagangan, lanjut Kasan, menyambut baik pembelian palm sludge oil Indonesia oleh perusahaan asal Negeri Jiran itu.

Baca juga : Boy Rafli: Yang Ditangkap Terkait Terorisme Sudah 2 Ribu Orang, Jangan Nambah Lagi

"Diharapkan ke depan, produsen Indonesia lainnya mampu memasok permintaan palm sludge oil ke Malaysia. Dan juga produk kelapa sawit serta turunan lainnya ke seluruh dunia," imbuhnya.

Pada 2020, ekspor Indonesia ke Malaysia untuk produk minyak sawit mentah (Crude Palm Oil/CPO) dan turunan mencapai 945,03 juta dolar AS (Rp 13,25 triliun). Nilai itu naik 15,11 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 820,97 juta dolar AS (Rp 11,51 triliun).

Di Kawasan ASEAN, Indonesia menjadi pemasok terbesar CPO ke Malaysia dengan pangsa pasar 85,14 persen. Disusul ke Thailand (8,56 persen), Kamboja (1,78 persen), Filipina (1,48 persen), dan Singapura (0,61 persen).

Sedangkan ekspor palm acid oil per palm sludge oil Indonesia ke dunia di  2020 mencapai 544,47 juta dolar AS (Rp 7,6 triliun), atau naik 6,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Baca juga : Bukalapak Luncurin Tarif Layanan Termurah Se-Indonesia

Malaysia merupakan negara tujuan ekspor utama Indonesia untuk produk tersebut dengan nilai ekspor sebesar 185,37 juta dolar AS (Rp 2,6 triliun), atau pangsa pasar 34,05 persen. Disusul Italia senilai 101,12 juta dolar AS atau setara Rp 1,4 triliun (18,57 persen), China sebesar 76,93 juta dolar AS atau senilai Rp 1,07 triliun (14,13 persen). Belanda sebanyak 41,61 juta dolar AS atau setara Rp 583,7 miliar (7,64 persen), dan Amerika Serikat 27,2 juta dolar AS atau setara Rp 381,6 miliar (5 persen).

Kasan menjelaskan, produksi kelapa sawit Indonesia pada 2020 masih berada di atas rata-rata produksi tahunan, meski berbagai sektor industri terpukul oleh pandemi Covid-19.

Berdasakan data Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, pada 2020 produksi kelapa sawit Indonesia mencapai 51,58 juta ton. Atau lebih tinggi dari rata-rata tahunan sebesar 37,57 juta ton. Realisasi volume ekspor minyak sawit Indonesia di 2020 mencapai 34 juta metrik ton, atau turun 9 persen dibanding 2019.

"Namun, nilai ekspor dari komoditas tersebut justru mengalami kenaikan sebesar 13,6 persen menjadi 22,97 miliar dolar AS (Rp 322,2 miliar). Hal ini disebabkan kenaikan harga produk kelapa sawit di 2020," ucap Kasan.

Baca juga : BMKG: Dampak Perubahan Iklim Global Nyata Bagi Indonesia

Sebagai informasi, sawit dapat diolah menjadi berbagai bahan pangan dan oleokimia. Selain itu, palm sludge oil juga dapat digunakan dalam industri energi, kosmetik, serta barang konsumsi (consumer good) seperti sabun dan sampo.

"Tidak dapat kita pungkiri, di tengah langkanya sumber energi bahan bakar, minyak kelapa sawit menjadi salah satu sumber energi alternatif," imbuhnya.

Biodiesel merupakan salah satu sumber energi alternatif di masa depan, tidak hanya bagi Indonesia namun juga bagi negara-negara di dunia. "Sebab, selain harganya yang relatif murah, juga ramah lingkungan," tutupnya. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.