Dark/Light Mode

Pompeo dan Esper Mendarat Di India

Tur Pedekate Ke Asia, Berakhir Di Indonesia

Rabu, 28 Oktober 2020 06:37 WIB
Mike Pompeo (kanan) disambut Duta Besar AS Kenneth 
Juster saat mendarat di Bandara New Delhi, Senin (26/10). (Foto : Yahoo)
Mike Pompeo (kanan) disambut Duta Besar AS Kenneth Juster saat mendarat di Bandara New Delhi, Senin (26/10). (Foto : Yahoo)

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo bersama Menteri Pertahanan Mark Esper sudah mendarat dan menyelesaikan tur Asia di negara pertama mereka, India, pada Senin dan Selasa (26-27 Oktober)

Kunjungan keduanya adalah bagian dari jadwal tur Pompeo untuk pedekate ke Asia, demi meredam pengaruh China di sana. Usai India, mereka bakal ke Sri Lanka pada Rabu (28/10) dan lanjut ke Maladewa. Lalu kunjungan itu akan berakhir di Indonesia.

Pengamat Hubungan Internasional Hikmahanto Juwana menyebut, kedatangan Pompeo ke Indonesia kemungkinan besar berkaitan dengan kekhawatiran AS terhadap Indonesia yang dianggap terlalu dekat dengan China. Apalagi kata dia, belakangan ini China sangat agresif di Laut China Selatan.

“Bahkan China dengan kekuatan ekonomi dan penemuan vaksin telah mengembangkan pengaruh ke negara-negara kawasan,” jelas Hikmahanto, dalam keterangannya kepada Rakyat Merdeka.

AS, menurutnya, berharap Indonesia menjadi pendukung Negeri Paman Sam itu. Anggapan serupa dilontarkan pengamat hubungan internasional Dewi Fortuna Anwar. Menurutnya, selain ada hubungan kemitraan strategis dengan Indonesia, kunjungan Pompeo juga berkaitan dengan rivalitas mereka dengan China saat ini.

Baca juga : Jangan Sampai Beda Pilihan Di Pilkada Rusak Persatuan Dan Kesatuan Bangsa

“Washington ingin agar Jakarta memiliki pandangan yang sama mengenai China. Namun karena kebijakan politik yang bebas aktif, Indonesia harus memberikan pemahaman kepada Amerika Serikat,” jelas Dewi.

Indonesia, lanjutnya, juga harus menegaskan kepada AS agar tidak menarik negara-negara ASEAN dalam rivalitasnya dengan China. “Kita harapkan, AS dan China sama-sama menghormati otonomi strategis dan peran sentral ASEAN dalam mencegah konflik,” jelas Dewi.

“Akan lebih menguntungkan bagi AS jika mendukung ASEAN yang bersatu secara politik, ekonomi, dan sosial. Sehingga bermanfaat bagi promotor perdamaian regional,” ujarnya.

“Hubungan dengan AS hendaknya tidak hanya fokus pada masalah keamanan saja. Kita perlu memberikan penjelasan, kalau AS ingin banyak berperan, dia harus memperluas janji Trump,” sambungnya.

Anggota Komisi I DPR, Willy Aditya menambahkan, lawatan Pompeo menjadi kesempatan Indonesia menyampaikan pesan diplomasinya. Dia mengingatkan Indonesia agar tidak terseret pada kepentingan Amerika Serikat dalam kunjungan Pompeo nanti.

Baca juga : Ini Manfaat TC Di Kroasia Buat Timnas U-19 Indonesia

“Kita punya misi politik luar negeri dan diplomasi tersendiri yang perlu kita perjuangkan,” tuturnya. “Indonesia sebagai negara yang dipandang strategis baik oleh China maupun AS, pen- ting menyampaikan posisi dan pandangannya terhadap isu-isu global,” tandas Willy.

Berbagi Intelijen Geospasial Di India, Pompeo dan Esper mengadakan pembicaraan tingkat tinggi dengan Menlu India Subrahmanyam Jaishankar serta Menhan Rajnath Singh. Keduanya fokus membahas soal ketegangan antara India dan China tentang perbatasan di Himalaya.

India meminta bantuan peralatan di cuaca dingin dari AS, mengingat lokasi yang disengketakan berada di ketinggian lebih dari 4.000 meter dari permukaan laut dan memasuki musim dingin.

Dua negara demokrasi terbesar di dunia itu juga menandatangani kesepakatan berbagi info intelijen geospasial, yang membuka jalan bagi AS untuk mengirim teknologi rudal canggih.

Sebelum bertolak dari AS, Pompeo mengatakan, perjalanannya untuk membicarakan upaya menggagalkan ancaman yang ditimbulkan Partai Komunis China. Di Sri Lanka Kunjungan Pompeo ke Sri Lanka akan menjadi kunjungan pertama Menteri Luar Negeri AS ke negara itu setelah lebih dari satu dekade.

Baca juga : Branch Syariah Pertama Hadir di Indonesia

Menurut Wakil Utama Asisten Menlu AS Urusan Asia Selatan dan Tengah, Dean Thompson, dikutip Al Jazeera, Pompeo akan menyarankan Sri Lanka untuk mengurangi ketergantungan mereka pada China.

Thompson mengatakan, China memang telah berinvestasi miliaran dolar AS di Sri Lanka dalam bentuk pembangunan pelabuhan dan jalan tol. Tapi, di saat yang sama, hal ini juga membuat Sri Lanka berutang dalam jumlah yang sangat besar.

“Kami meminta Sri Lanka membuat keputusan sulit, tapi dibutuhkan untuk mengamankan kemerdekaan ekonomi dan kesejahteraan jangka panjang,” terang Thompson. [DAY]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :