Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pemerintah Rem Ekspor 98.160 Ton Karet

Harga Mulai Naik, Petani Sumringah

Selasa, 2 April 2019 10:55 WIB
Deputi VII Kemenko Bidang Perekonomian, Rizal Affandi Lukan dan Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Kasan Muhri. (Foto : Istimewa).
Deputi VII Kemenko Bidang Perekonomian, Rizal Affandi Lukan dan Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Kasan Muhri. (Foto : Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Untuk mengatrol harga, pemerintah mulai kemarin membatasi ekspor karet alam. Dengan langkah ini, harga komoditas tersebut diharapkan bisa tembus 2 dolar AS per kilogram, dari tahun lalu yang cuma 1,2 dolar AS.

Mengurangi ekspor karet merupakan implementasi kebijakan Agreed Export Tonnage Scheme (AETS) ke-6 untuk mengurangi volume ekspor karet alam sebesar 240 ribu ton selama 6 bulan ke depan. Pengurangan ini ditargetkan bisa mengerek harga komoditas tersebut yang selama tahun lalu anjlok. 

Kebijakan itu ditetapkan dalam  pertemuan pejabat senior dari Internasional Tripartite Rubber Council (ITRC) di Bangkok, Thailand, 4 sampai 5 Maret lalu.  Selain Indonesia, dua negara lain yang juga tergabung dalam ITRC yaitu Malaysia dan Thailand. 

Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) Kementerian Perdagangan (Kemendag) Kasan Muhri mengungkapkan, pengurangan ekspor karet setiap negara berbeda-beda.

Baca juga : Pengusaha Tekstil Legowo Kena Imbas Perang Dagang

“Thailand 126.240 ribu ton, Indonesia 98.160 ribu ton dan Malaysia 15.600 ribu ton. Pengurangannya berlaku mulai hari ini (kemarin),” ungkap Kasan dalam konferensi pers di Kemendag di Jakarta, kemarin.

Pengurangan ekspor karet di Indonesia diatur melalui Keputusan Menteri Perdagangan (Kepmendag) Nomor 779 Tahun 2019.

Kasan yakin kebijakan ini dapat mengerek harga karet. Minimal bisa stabil. Menurut Kasan, pada November tahun lalu  harga karet alam dunia hampir menyentuh 1,2 dolar AS per kg. Harga karet berangsur-angsur mulai membaik setelah anggota ITRC menggelar serangkaian pertemuan sejak Desember hingga awal Maret. 

Para petani karet pun kini sumringah. Mereka bisa menikmati hasil perkebunannya. “Kalau bisa harga karet bisa mencapai 2 dolar AS per kg. Paling tidak, harga bertahan di 1,4 sampai 1,5 dolar AS per kg. Dengan harga itu  para petani bisa menikmati hasilnya," ujar Kasan.

Baca juga : Pertamina Resmikan BBM Satu Harga Di Aru

Deputi VII Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Rizal Affandi Lukman mengungkapkan, pengurangan ekspor bukan berarti permintaan di dalam negeri ikut turun. Sebab pengurangan itu akan diikuti peningkatan penyerapan. “Salah satu cara untuk meningkatkan permintaan, pemerintah mewajibkan penggunaan karet alam sebagai campuran aspal jalan,” ujarnya.

Rizal mengungkapkan,  Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) saat ini tengah melakukan standardisasi dan berkomunikasi dengan Pemerintah Provinsi agar penggunaan aspal dengan campuran karet itu dapat diimplementasikan.

Selain itu, Rizal menyebutkan karet alam di dalam negeri bisa diserap untuk kebutuhan vulkanisasi ban. Prospeknya cukup bagus. "Konsumsi karet dalam negeri bisa melampaui pengurangan ekspor itu," tegasnya.

Dukung Kebijakan
Ketua Umum Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Moenardji Soedargo menyatakan mendukung kebijakan pemerintah. Pihaknya akan menegur anggota Gapkindo yang melanggar ketentuan ekspor.

Baca juga : Pemerintah Dorong Warga Binaan Jadi Wirausaha

“Kami akan tegur anggota kami bila dalam pelaksanaannya ada yang melanggar. Bentuknya berupa surat teguran. Bahkan, pemerintah juga bisa memberikan sanksi karena kebijakan sudah ada Kepemendag-nya,” ungkapnya.

Moenardji optimistis harga karet di level bursa komoditas internasional bakal terdongkrak dengan adanya pengurangan pasokan dari tiga negara. Sebab Thailand, Indonesia dan Malaysia memiliki pengaruh besar dalam mempengaruhi harga karet global.  “Kami optimis kenaikan harga karet di Sicom (Bursa Komoditas Singapore) berkisar 1.600 dolar AS per metrik ton,” kata Moenardji. 

Sebelumnya, Ketua Umum Dewan Karet Indonesia (Dekarindo) Azis Pane mengingatkan kenaikan harga karet  itu sebab bersifat jangka pendek selama dilakukan pengurangan pasokan. Menurutnya, agar terus bisa mengontrol pasokan pasar karet dunia, ketiga negara harus meningkatkan penggunaan karet di dalam negeri. Sehingga pengurangan tidak menimbulkan kerugian untuk petani. [NOV]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.