Dark/Light Mode

Kembangkan Pabrik Berbasis Ekspor Di Sultra

Bahlil Yakin Produksi Aspal Beton Mendunia

Rabu, 3 Maret 2021 05:19 WIB
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia (tengah) bersama Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi (kedua kanan), Bupati Buton La Bakry (kanan), Wali Kota Baubau AS Tamrin (kiri) dan Direktur Utama PT Kartika Prima Abadi Irwan Hermanto, saat mengunjungi pabrik aspal di Buton, Sulawesi Tenggara, kemarin. (Foto : Istimewa).
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia (tengah) bersama Gubernur Sulawesi Tenggara Ali Mazi (kedua kanan), Bupati Buton La Bakry (kanan), Wali Kota Baubau AS Tamrin (kiri) dan Direktur Utama PT Kartika Prima Abadi Irwan Hermanto, saat mengunjungi pabrik aspal di Buton, Sulawesi Tenggara, kemarin. (Foto : Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia yakin pengembangan pabrik aspal di Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra), bisa memenuhi kebutuhan nasional. Bahkan, tidak menutup kemungkinan untuk diekspor ke penjuru dunia.

Sesuai perintah Presiden, Bahlil bertolak ke Sultra un­tuk memastikan investasi yang berkualitas. Sabtu (27/2), dirinya meluncurkan motor listrik karya anak bangsa. Keesokan harinya, Minggu (28/2) lanjut ke pembangunan pabrik aspal Buton ber­sama Gubernur Sultra Ali Mazi dan Bupati Buton La Bakry.

Baca juga : Fungsi Masjid Nabi (5): Ahli Kitab Masuk Masjid (2)

“Salah satu fasilitas untuk investasi dan diterbitkan BKPM itu tax holiday kepada pembua­tan pabrik aspal Buton. Sejak zaman Belanda, bahkan di mata pelajaran SD, aspal itu ya dari Buton. Sayang, pengelolaan­nya tidak berjalan baik,” tutur Bahlil kepada Rakyat Merdeka di kantornya, kemarin.

Dia menjelaskan, kebutuhan nasional terhadap aspal dalam setahun mencapai 1,5 juta ton. Sedangkan Pertamina hanya mampu memenuhi 300 ribu ton. Masih ada 1,2 juta ton yang belum terpenuhi, dan itu berasal dari impor. Sementara harga aspal per ton 250-300 dolar AS, atau sekitar Rp 4 juta-Rp 4,2 juta. “Artinya, kami mengeluarkan devisa Rp 50 triliun untuk memenuhi kekurangan tersebut,” kata Bahlil.

Baca juga : Mentan Lepas Ekspor Perdana Produk Olahan Unggas ke Qatar

Padahal, kata Bahlil, cadangan bahan baku aspal sangat berlimpah. Belum lagi instruksi Presiden yang ingin pembelanjaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Be­lanja Daerah (APBD) dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus menggunakan produksi lokal. Sebab itu, dia ingin men­jadikan Buton sebagai industri pengembangan aspal.

“Pabrik yang kita buat ini skala internasional, berbasis ekspor. Selama ini kita akui pengelolaannya belum baik,” ungkap eks Ketua Umum Him­punan Pengusaha Indonesia (Hipmi) ini.

Baca juga : Keren, Pemkot Bekasi Ekspor Minyak Jelantah Ke Eropa

Sebagai tahap awal, investasi yang digelontorkan PT Kartika Prima Abadi untuk meng-cover 100 ton aspal dengan bahan baku sekitar 500 ribu mencapai Rp 400 miliar lebih. Targetnya, sampai 2024 produksi pabrik ini bisa memenuhi 50 persen dari kebutuhan nasional.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.