Dark/Light Mode

Petrokimia Gresik Gairahkan Kembali Ekspor Bunga Melati

Senin, 22 Maret 2021 19:54 WIB
Direktur Utama PT Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo (Foto: Ist)
Direktur Utama PT Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - PT Petrokimia Gresik menggelar panen tanaman bunga melati pada lahan demonstration plot (demplot) aplikasi pupuk nonsubsidi NPK Phonska Plus seluas 150 hektar di Tegal, Jawa Tengah. 

Direktur Utama PT Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo mengatakan demplot ini merupakan upaya perusahaan untuk menggeliatkan kembali ekspor bunga melati dari Kabupaten Tegal yang sempat terganggu akibat Covid-19 tahun lalu. Demplot ini juga menjadi bentuk dukungan Petrokimia Gresik kepada Kementerian Pertanian yang mendorong peningkatan ekspor bunga dengan nama Latin Jasminum Sambac ini. 

Baca juga : Neuroleadership Bisa Lahirkan Pemimpin-Pemimpin Hebat di Masa Mendatang

“Ekspor ini akan menambah devisa negara serta meningkatkan kesejahteraan petani,” katanya melalui siaran pers, Senin (22/3).

Adapun berdasarkan data yang pernah dirilis Badan Karantina Pertanian, ekspor melati dari Provinsi Jawa Tengah selama satu semester sebelum pandemi Covid-19 bisa mencapai Rp200,55 miliar. Komoditas ini dikirim ke beberapa negara, seperti Singapura, Malaysia, Thailand dan Arab Saudi untuk kebutuhan sembahyang atau campuran dalam minuman karena memiliki aroma yang baik untuk penyegar. 

Baca juga : Ezra Gabung, Persib Makin Kental Rasa Belanda

Sementara itu Kabupaten Tegal mampu menghasilkan 3.201 ton melati per bulan. Sebanyak 110 ton dari jumlah tersebut mengisi pasar ekspor.  Oleh karena itu, Dwi mengungkapkan bahwa Petrokimia Gresik melihat budidaya melati sebagai ceruk pasar yang sangat potensial untuk digarap. Pasalnya Petrokimia Gresik memiliki produk inovatif yang dapat meningkatkan produktivitas budidaya melati, yaitu NPK Phonska Plus. Adapun produk Phonska Plus mengadung unsur hara makro Nitrogen (N), Fosfor (P2O5), dan Kalium (K2O) masing-masing 15%, serta unsur hara Sulfur (S) 9% dan Zink 2.000 part per million (ppm). 

Pupuk ini mampu mendorong produktivitas tanaman bunga melati hingga 30 kilogram per hektar. Dosis pemupukan yang digunakan dalam demplot adalah Phonska Plus sebanyak 25 kilogram,  Urea 10 kilogram, dan Petroganik 10 kilogram untuk setiap hektar lahan. Dosis pemupukan ini dilakukan selama enam kali dalam setahun. Dwi berharap demplot ini diadopsi oleh pembudidaya tanaman melati lain untuk peningkatan produktivitas dan peningkatan ekspor. 

Baca juga : RNI Group Resmikan Kantor dan Gudang Baru Di Semarang.

"Melalui kegiatan ini kami juga mengajak seluruh petani untuk menerapkan pemupukan berimbang dengan mengombinasikan pupuk organik dan pupuk anorganik sesuai dosis yang dianjurkan. Ini sebagai dukungan kami untuk membangun pertanian Indonesia yang berkelanjutan," ujar Dwi. Seperti diketahui Kabupaten Tegal memiliki 38 ribu hektar lahan pertanian. 

Sekitar 82 persen diantaranya diairi dengan sistem irigasi. Inilah yang menjadikan Tegal sebagai lumbung padi nasional. Menurutnya, potensi ini adalah tantangan bagi Petrokimia Gresik, dimana lahan pertanian yang bagus ini semakin ditingkatkan produktivitasnya. Ini menjadi motivasi Petrokimia Gresik, apalagi sepanjang wabah Covid-19 ini pertanian merupakan sektor yang mampu menstabilkan perekonomian nasional, ketika sektor lain minus. [EFI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.