Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Indonesia Masuk Top 10 Ekonomi Dunia Tahun 2030

Jokowi Bilang Begitu, Mari Kita Aminkan

Rabu, 14 April 2021 06:40 WIB
Presiden Jokowi saat menghadiri pameran Hannover Messe 2021 Digital Edition secara virtual dari Istana Negara, Jakarta, Senin (12/4). (Foto: Muchlis Jr/BPMI Setpres)
Presiden Jokowi saat menghadiri pameran Hannover Messe 2021 Digital Edition secara virtual dari Istana Negara, Jakarta, Senin (12/4). (Foto: Muchlis Jr/BPMI Setpres)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi yakin betul ekonomi kita bakal menjadi salah satu kekuatan besar di dunia. Jokowi bilang, pada 2030 nanti, Indonesia bisa masuk dalam top 10 ekonomi dunia. Wah, serius ini Pak Jokowi?

Pernyataan itu disampaikan Jokowi dalam pameran Hannover Messe 2021 Digital Edition, salah satu pameran dagang di sektor teknologi dan solusi industri manufaktur bergengsi di dunia, secara virtual dari Istana Negara, Jakarta, Senin (12/4). Kepala Negara menyatakan, potensi ekonomi digital di Tanah Air berkembang sangat pesat.

Di hadapan peserta pameran dan Kanselir Jerman Angela Merkel selaku tuan rumah, Jokowi pede, pada 2025, kontribusi industri ekonomi digital Indonesia terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) mencapai 133 miliar dolar AS atau setara Rp 1.654 triliun. Indikatornya, 185 juta penduduk sudah mengakses internet. Angka ini menempatkan Indonesia dalam ranking ke-4 di dunia. “Kemajuan industri 4.0 akan menjadikan Indonesia top 10 ekonomi global di tahun 2030,” ucap Jokowi.

Jokowi melihat, Indonesia punya modal kuat untuk mencapai itu. Indikatornya, ekonomi digital dan industri 4.0 Indonesia adalah yang tercepat di Asia Tenggara. Indonesia memiliki start-up sekitar 2.193, kelima terbesar di dunia. “Indonesia memiliki 5 unicorn dan Indonesia bahkan telah memiliki 1 decacorn," paparnya.

Baca juga : Ekonomi Bangkit, Lain Di Kata, Lain Di Fakta

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita sama pedenya dengan Jokowi. Apalagi, sejak 2018, Pemerintah telah menyiapkan roadmap Making Indonesia 4.0. Kata politisi Partai Golkar ini, dengan Making Indonesia 4.0, industri manufaktur nasional bakal lebih efisien, berkualitas, dan berdaya saing global.

"Artinya, transformasi digital saat ini sangat penting. Terlebih lagi dapat mendukung dan mempermudah aktivitas di tengah dampak pandemi, termasuk di sektor industri. Jadi, sesuai arahan Presiden, dengan industri 4.0 kita juga akan mewujudkan visi Indonesia Emas pada 2045 nanti, atau satu abad kemerdekaan Indonesia," tutur Agus.

Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Piter Abdullah mengamini optimisme Jokowi itu. Dia melihat, Indonesia memang punya potensi dan berpeluang masuk 10 besar ekonomi dunia pada 2030. Sebab, saat ini saja, perekonomian Tanah Air sudah tembus 20 negara top dunia.

Meski begitu, Piter menyayangkan sejumlah potensi yang dimiliki belum bisa direalisasikan. Alhasil, ekonomi hanya mampu tumbuh rata-rata 5 persen. Sedangkan untuk bisa masuk dalam 10 besar ekonomi dunia, perekonomian Indonesia harus tumbuh rata-rata 6 persen hingga 2030.

Baca juga : Allianz Indonesia Lewati Tantangan Tahun 2020 Dengan Hasil Positif

"Untuk itu, harus ada perubahan besar dalam pembangunan ekonomi kita. Industri manufaktur harus dibangkitkan, investasi harus digenjot, bonus demografi harus benar-benar dimanfaatkan untuk membangun industri, memacu pertumbuhan ekonomi di atas 6 persen setiap tahun. Kebijakan fiskal dan moneter harus dimaksimalkan," pesan Piter.

Ekonomi Indonesia saat ini sebenarnya belum pulih. Pandemi Corona membuat ekonomi dalam negeri oleng. Meski begitu, Menteri Keuangan Sri Mulyani yakin, ekonomi kita segera bangkit. Alasannya, Indonesia sudah masuk dalam 10 besar negara yang melakukan vaksinasi Covid-19. Sampai saat ini, sudah sekitar 13 juta warga divaksin.

Dengan vaksinasi, kata Sri Mulyani, masyarakat akan memiliki kepercayaan untuk melakukan mobilitas sehingga dapat mendorong sisi konsumsi. "Keinginan untuk belanja itu sangat berkaitan erat dengan mobilitas, mobilitas sangat berkaitan erat dengan Covid. Vaksin menjadi hal pertama untuk mengendalikan Covid," tuturnya, pekan lalu.

Di sisi lain, pemerintah juga akan terus memperkuat agenda reformasi struktural melalui penerapan Undang-Undang (UU) Cipta Kerja untuk mendorong investasi dan membuka lapangan kerja. Sesuai Instruksi Presiden, semua kementerian dan lembaga dapat menerjemahkan UU Cipta Kerja dalam bentuk aksi sehingga bisa dirasakan dampaknya oleh masyarakat.

Baca juga : Mari, Kita Aminkan

Sinergi dan koordinasi akan terus dilakukan Kementerian Keuangan, Bank Indonesia, dan Otoritas Jasa Keuangan untuk memastikan kebijakan fiskal, moneter, sektor keuangan, serta reformasi struktural berjalan efektif dan implementatif untuk memacu akselerasi pemulihan ekonomi. "Dengan kerja sama yang luar biasa erat dari sektor yang membuat kebijakan dan regulasi, kita terus akan melakukan kalibrasi," terang mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.