Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Dorong Industri Unggas Maju, Ini Rekomendasi Indef

Senin, 10 Mei 2021 19:17 WIB
Ekonom Senior Indef Enny Sri Hartati. (Foto: Ist)
Ekonom Senior Indef Enny Sri Hartati. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Institute for Development of Economics and Finance (Indef) melihat industri perunggasan memiliki peran dan posisi strategis serta berkontribusi besar terhadap sektor perekonomian maupun kesehatan.

Namun, masih banyak persoalan dan kendala di sektor perunggasan ini. Antara lain masalah ketersediaan Day Old Chick (DOC), ketergantungan bahan pakan impor, persaingan antar perusahaan yang dinamis dan instabilitas harga unggas.

Dengan adanya masalah tersebut akibatnya daya saing produk unggas dalam negeri lemah. Tidak mengherankan, di tengah surplus produksi, Indonesia khawatir akan adanya ancaman masuknya impor ayam dari Brazil dan lainnya.

Ekonom Senior Indef Enny Sri Hartati mengatakan, dengan adanya anomali antara besarnya kontribusi perunggasan dengan berbagai persoalan tersebut, Indef berinisiatif melakukan kajian secara komprehensif. Kajian Indef berfokus untuk menyiapkan sebuah concept note sebagai solusi persoalan industri perunggasan di Indonesia.

Hasil kajian perunggasan itu diserahkan langsung melalui diskusi publik pada bulan lalu (22/4). Hadir langsung untuk menerima Concept Note Pengembangan Industri Perunggasan, yaitu Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Musdhalifah Machmud, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian Nasrullah, dan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Syailendra.

Baca juga : Wapres: Pengembangan Industri Halal Perlu Literasi

"Rekomendasi ini kami serahkan kepada 3 Kementerian yang langsung bersinggungan dengan industri perunggasan yakni Kementan, Kemendag dan Kemenko Perekonomian dengan harapan dapat segera ditindaklanjuti agar beberapa isu di industri ini dapat segera mendapat solusi untuk kebaikan semua pihak," katanya di Jakarta, Senin (10/5).

Indef mencatat empat persoalan utama dalam industri perunggasan, yakni persoalan ketidakseimbangan pasokan dan permintaan, instabilitas pakan, daya saing produk unggas, dan ketersediaan data dan informasi.

Berdasarkan persoalan tersebut, kata Enny, beberapa rekomendasi kebijakan dan strategi untuk menjawab menjawab isu-isu strategis dikeluarkan Indef. Antara lain ketidakseimbangan pasokan dan permintaan.

Menurut Enny, penyediaan DOC yang berkualitas berdasarkan keseimbangan permintaan akhir bisa melalui beberapa strategi. Pertama, pengaturan impor GPS dengan pertimbangan: jumlah investasi (investasi RPHU & cold storage), banyaknya mitra peternak rakyat,  jumlah ekspor, kepatuhan terhadap kebijakan pemerintah, dan fasilitas kandang.

Kedua, lanjut Enny, perbaikan keputusan chick in dan chick out dari perusahaan penghasil DOC ke peternak. Ketiga, penegakkan aturan dan sanksi tegas terhadap pelaksanaan cutting HE. Keempat, perbaikan perizinan dan spesifikasi kandang yang sesuai dengan standar yang ditetapkan.

Baca juga : Dorong Konsumsi, Mendag Luncurin BBI

Kelima, peningkatan kemampuan dan manajemen produksi di tingkat kandang. Keenam, inventarisir semua peternakan rakyat berikut kapasitas kandang. Ketujuh, memperbaiki waktu pelaksanaan periode siklus produksi ternak.

"Serta mendorong kemitraan peternak kecil dengan fasilitasi peternak kecil agar masuk agar produktif dan efisien serta berproduksi sesuai dengan keseimbangan supply demand," tuturnya.

Indef juga memberikan rekomendasi terkait kebijakan peningkatan pertumbuhan konsumsi unggas melalui berbagai strategi. Pertama, formulasi kebutuhan daging ayam dan produk turunannya. Kedua, meningkatkan promosi dan kesadaran untuk konsumsi protein unggas. Ketiga, perbaikan distribusi daging unggas dan produk turunannya serta peningkatan fasilitas rantai dingin.

Enny menambahkan, Indef juga menyoroti adanya instabilitas pakan. Kebijakan penyediaan bahan baku pakan ternak yang cukup dan efisien, melalui beberapa strategi antara lain perhitungan ulang kebutuhan jagung nasional, peningkatan produksi jagung dalam negeri, kebijakan impor jagung dilakukan secara terbatas sepanjang pasokan di dalam negeri belum cukup dan untuk pemenuhan kebutuhan pakan yang efisien.

"Kebijakan impor khusus bahan baku pakan dapat diberikan kepada perusahaan yang berorientasi produksi untuk pasar ekspor untuk bersaing di pasar internasional (tidak dijual di pasar lokal)," tuturnya.

Baca juga : Digugat Nasabah, Ini Kata Pegadaian

Kemudian, kata Enny, kebijakan pemberian insentif petani jagung. Misalnya dukungan subsidi benih jagung dan pupuk, pengembangan kelembagaan off-taker bagi stabilisasi harga jagung. Kebijakan penyediaan bahan baku alternatif protein dalam negeri juga menjadi sorotan.

Misalnya, peningkatan alternatif bahan baku pakan, dukungan riset sumber bahan baku alternatif pakan unggas, kebijakan mengefisienkan biaya logistik sentra produksi jagung ke pusat industri pakan, pengembangan tol laut di daerah sentra produksi jagung, dan membangun investasi pabrik pakan di sentra produksi ayam.

Tak hanya secara nasional, kata Enny, Indef juga melihat bagaimana industri unggas ini bisa bersaing secara internasional. Berikut beberapa usulan strategi Indef agar daya saing produk perunggasan. Misalnya, insentif peningkatan modernisasi dan skala usaha produksi budidaya peternakan berbasis biosecurity dan kesejahteraan hewan oleh pemerintah pusat dan daerah, insentif untuk penggunaan teknologi close house dan insentif investasi teknologi peternakan. Serta mendorong peternak kecil untuk melakukan kemitraan Kebijakan peningkatan posisi tawar Indonesia di WTO terkait perunggasan juga bisa dilakukan dengan cara strategi barter bahan baku pakan market access dan mempercepat proses G2G, kebijakan dalam menciptakan struktur pasar yang berkeadilan, pengaturan kuantitas dan kualitas antara DOC-pakan-jumlah kandang. Juga engaturan kuantitas produk broiler dan layer yang selaras, regulasi yang mewajibkan daging ayam yang disembelih di Rumah Potong Hewan Unggas dan memiliki sertifikat NKV.

Kemudian, asumsi produksi dan konsumsi yang tidak sesuai bisa diselesaikan dengan kebijakan penyediaan data dan informasi secara transparan, tepat waktu, dan independen melalui mekanisme kewajiban pelaporan data pada rantai pasok unggas, lembaga pengelola data dan informasi yang independen serta membangun sistem pengelolaan data dan informasi yang transparan dan dapat diakses.

Praktisi Agribisnis sekaligus Dosen Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB Rachmat Pambudy mengatakan, Indef telah melakukan kajian akademis yang terkini, fundamental dan komprehensif secara mendalam melibatkan hampir semua pemangku kepentingan mulai dari pemerintah, asosiasi, hingga para peternak. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.