Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Kondisi Garuda Indonesia sedang berdarah-darah karena utangnya yang tembus Rp 70 triliun. Maskapai pelat merah itu pun butuh juru selamat untuk keluar dari kondisi ini. Siapakah yang bisa jadi juru selamatnya? Percayalah, Menteri BUMN Erick Thohir pasti bisa mengatasinya.
Kemarin, Erick hadir di Gedung DPR, menghadiri rapat kerja dengan Komisi VI. Erick yang mengenakan kemeja biru dan jaket biru, didampingi Wakil Menteri BUMN Kartiko Wirjoatmodjo dan jajaran Kementerian BUMN lainnya. Beda dengan Erick, Tiko-panggilan Kartiko Wirjoatmodjo-mengenakan batik.
Agenda rapat kerja tersebut sebenarnya membahas Rencana Kerja Anggaran (RKA) Kementerian BUMN tahun 2022. Namun, dalam rapat tersebut banyak anggota dewan yang bertanya soal kemelut di Garuda.
Baca juga : Fahri Hamzah: Saya Percaya pada 1.271 Pengawai KPK!
Mendapat banyak pertanyaan soal Garuda, Erick pun menjelaskan penyebab Garuda menjadi seperti saat ini.
Menurut Erick, ada sejumlah persoalan yang melilit Garuda. Paling besar berasal dari sewa pesawat (lessor). “Kita mesti jujur, ada lessor yang tidak ikutan dengan kasus itu. Tetapi hari ini kemahalan, karena, ya kondisi. Itu yang kita harus negosiasi ulang. Beban terberat, saya rasa itu,” beber Erick.
Selain itu, bisnis model juga punya andil besar terhadap kondisi Garuda saat ini. Informasi yang diterima Erick, 78 persen perjalanan domestik, dan sisanya perjalanan luar negeri. Seharusnya, kata dia, Garuda fokus terbang di ranah domestik. Sedangkan penerbangan ke luar negeri bisa dikerjasamakan dengan pihak lain.
Baca juga : Ganjar Selalu Hormati Puan Maharani
Soal hal ini, Erick sudah berbicara dengan Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi. Menurutnya, Menhub mendukung dengan tidak membuka semua bandara untuk maskapai asing. Apalagi saat ini masih pandemi. Kesempatan ini yang seharusnya dimaksimalkan Garuda untuk memperbaiki kinerja.
“Toh beberapa negara lain seperti China dan Amerika juga seperti itu. Kita mau ke Amerika juga hanya beberapa airport yang didaratin, tidak semua kota,” ujar Erick.
Wakil Menteri BUMN, Kartiko Wirjoatmodjo ikut menjelaskan kondisi Garuda secara teknis. Menurut dia, utang Garuda saat ini mencapai 4,5 miliar dolar AS atau sekitar Rp 70 triliun. Jika mengacu pada laba sebelum pajak (EBITDA) Garuda yang paling tinggi 250 juta dolar AS, maka rasio utangnya 18 kalinya. Utang ini melibatkan lessor dan pinjaman dalam bentuk global sukuk bond yang dimiliki investor dari Timur Tengah. Sehingga jika ingin negosiasi ulang harus melalui aturan internasional.
Baca juga : Top, Labuan Bajo Jadi Kota Pertama Pakai Jaringan 5G
Diakui Tiko, pihaknya tengah menunjuk konsultan hukum dan konsultan hukum keuangan demi memulai proses negosiasi ulang. “Memang harus segera melakukan moratorium atau stand still dalam waktu dekat. Karena tanpa moratorium, kasusnya akan habis dalam waktu yang sangat pendek sekali,” terangnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya