Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Ini Tantangan Mobil Listrik Versi Jonan

Minggu, 28 April 2019 14:06 WIB
Menteri ESDM Ignasius Jonan melihat spek mobil listrik besutan Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung, Sabtu (27/4). (Foto: Humas ESDM)
Menteri ESDM Ignasius Jonan melihat spek mobil listrik besutan Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung, Sabtu (27/4). (Foto: Humas ESDM)

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah terus menekan volume impor BBM. Salah satunya adalah dengan menggunakan mobil listrik.

“Karena nilai strategis inilah, pemerintah terus mendorong penggunaan kendaraan listrik yang memiliki emisi rendah hingga dapat bersaing dengan kendaraan konvensional,” kata Menteri ESDM Ignasius Jonan dikutip dari situs Setkab usai memperingati Hari Bumi Ke-49 di Museum Geologi, Bandung, Sabtu (27/4).

Pada kesempatan tersebut, Jonan berkesempatan melakukan uji coba mobil listrik jenis Crossover yang dinamakan EVHERO dan jenis Sportcar V8 VADI, besutan Institut Teknologi Nasional (Itenas) Bandung. Diakui Menteri ESDM, tantangan terbesar mobil listrik adalah masalah harga.

Baca juga : Ini Jadwal Mudik Bareng Honda

“Kalau harga mobil listriknya Rp 1,5 miliar, siapa yang mau beli, atau Rp 750 juta, siapa yang bisa beli, itu kan dua kali harga (mobil jenis) kijang,” ujarnya.

Menurut dia, mobil listrik sangat diperlukan karena konsumsi BBM terus meningkat seiring pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor juga penguatan infrastuktur jalan raya. Ke depan sulit mengimbangi kenaikan kebutuhan atau konsumsi BBM. Salah satu jalan untuk mengurangi impor BBM atau impor minyak mentah itu adalah dengan mobil listrik.

Menurut Jonan, mobil listrik dapat mengurangi polusi dan impor BBM secara signifikan jika pemakaiannya sudah masif karena bahan bakarnya adalah listrik yang seluruh komponen untuk penyediaan listriknya tersedia di dalam negeri. Seluruh sumber energi primer untuk pembangkit listrik seluruhnya ada di dalam negeri seperti batubara, matahari, gas bumi, panas bumi, angin dan air.

Baca juga : Kembangkan Mobil Listrik, Pemerintah Tebar Insentif

“Semuanya ada dan dimiliki Indonesia, sehingga impor BBM-nya semakin hari tidak semakin tinggi. Tugas kita mengendalikan agar impor BBM-nya dalam kapasitas yang terukur, karena kalau tidak, semakin lama semakin tinggi,” jelas Jonan.

Terkait dengan ketersediaan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) untuk charging mobil listrik, Menteri Jonan memastikan akan tercukupi karena menurut Jonan saat ini cadangan listrik terpasang sudah lebih dari 30 persen dan menyediakan SPLU bagi PLN sama seperti menjual listrik biasa.

“Karena itu jika ditanyakan apakah listriknya tersedia untuk membangun fasilitasi SPLU, saya jawab cukup karena listriknya sama,” jelas Jonan.

Baca juga : Pemerintah dan 6 Universitas Rampungkan Riset Mobil Listrik

Ia menyebutkan, membangun fasilitas charging itu gampang, kalau mau PLN itu bisa bangun lebih dari sekarang yang sudah mencapai 1.600 SPLU di Jabodetabek dan kota besar. “Termasuk membangun SPLU di luar Jawa, jika ada demand-nya kendaraan listrik kita siap,” pungkas Jonan. [DIT]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.