Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Usia Perum Bulog tak lagi muda. Tahun ini, usianya sudah mencapai setengah abad lebih atau ke-52. Perusahaan pelat merah merayakannya dengan menggelar pesta rakyat dan wayangan semalam suntuk.
Puncak perayaaan HUT digelar di Gudang Bulog Divisi Regional (Divre) DKI Jakarta, Kelapa Gading, Sabtu (27/4).
Perayaan dimulai dari sore hari sampai Minggu pukul 03.00 WIB. Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso menjelaskan, alasan menggelar wayang kulit karena dianggap bagian dari tanggung jawab Bulog sebagai Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Baca juga : Jaga Ketahanan Pangan, Bulog Resmikan 2 Gudang Baru
Bulog yang merupakan perusahaan negara yang bergerak di bidang pangan tidak hanya memiliki tugas menjaga kestabilan pasokan dan harga pangan, tapi dituntut ikut berkontribusi menjaga budaya bangsa.
“Motto BUMN itu kan, BUMN Hadir Untuk Negeri. Nah itu tidak sekedar motto tapi ada programnya dalam bidang pendidikan, sosial, budaya dan lain sebagainya. Bulog mengisi HUT dengan pergelaran wayang kulit karena ini adalah bagian dari budaya maka kami harus hadir untuk menjaganya,” jelas Buwas, sapaan akrab Budi Waseso kepada Rakyat Merdeka, di sela pertunjukan wayang.
Dia bilang, pergelaran seni wayang kulit ini memiliki filosofi yang mengandung banyak pesan. Para milenial, khususnya pegawai Bulog untuk bisa memahami pesan yang terkandung dalam seni wayang.
Baca juga : Pakistan Tunda Kepulangan Pilot India Yang Disekap
Adapun pesan filosofi dalam wayang seperti tujuan hidup manusia yang berujung untuk yang maha kuasa, pesan moral, dan semangat membangun negeri.
Buwas menilai budaya wayang kulit terancam punah. Jika dibandingkan pentas musik modern, budaya wayang sangat jarang digelar bahkan mulai ditinggalkan generasi muda.
“Wah ini rawan sekali, maka kami ingin kenalkan wayang. Kami khawatir budaya asing terus mengikis budaya asli Indonesia. Kita harus membudayakan ini dan kita harus bangga,” tegasnya.
Baca juga : Dhani Yang Garang Itu, Kok Jadi Cengeng
Dia menegaskan, bahwa modernisasi sebetulnya bukan ancaman bagi kesenian wayang lokal. Buwas melihat di negara maju budaya asli bisa tetap ada dan kemajuan teknologi sangat pesat.
“Wayang itu punya filosofi yang pas dan cocok untuk budaya. Kita contohkan di Jepang itu sampai sekarang budaya aslinya masih terus dipertahankan walaupun sudah modern teknologinya sudah lebih maju dan modern,” katanya.
Selain wayang kulit, dia juga mengomentari tentang etika generasi muda yang mulai mengikuti budaya asing. Indonesia yang menganut budaya timur mestinya bisa menjaga nilai etika. (JAR)
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya